Liputan6.com, Jakarta - Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan penurunan laba bersih pada kuartal I 2016, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun penurunan tersebut dinilai masih aman bagi kinerja keuangan perusahaan.
Pada kuartal I 2016, perusahaan pelat merah tersebut mencetak laba bersih US$ 1,02 juta. Angka ini turun 91,03 persen jika dibandingkan perolehan laba bersih pada periode yang sama 2015 yang mencapai US$ 11,4 juta.
Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan laba bersih yang diterima perusahaan di kuartal I, jauh lebih rendah dari tahun lalu. Salah satunya karena maskapai tersebut terus menambah unit pesawat baru.
Baca Juga
"Kondisi di kuartal I sebenarnya itu sudah kita plan. Pada 2016 kuartal I sudah plan untuk memiliki margin yang sebenarnya managable. Di kuartal I ini baik Citilink maupun Garuda itu karena penambahan-penambahan armada di kuartal I," ujar dia seperti dikutip Sabtu (16/4/2016).
Pada kuartal I ini, kata Arif, Garuda mendatangkan tiga pesawat wide body dan dua pesawat narrow body. Selain itu, anak usaha Garuda, Citilink juga mendatangkan empat pesawat baru.
"Tapi nggak apa-apa. Ini kan biasa dalam satu pengelolaan korporasi apalagi di kuartal I memang low season dan kita berani melakukan ekspansi tapi managable, kita bottom line-nya positif," lanjut dia.
Meski demikian, Arif berharap pada kuartal II akan ada perbaikan kinerja sehingga target sepanjang tahun ini bisa tercapai.
"Kita usahakan di kuartal II kita bisa lebih baik dan tentu kita sudah ukur juga karena ada beberapa rute baru yang tentu setiap start up dari satu rute ada investment yang kita harus tetap jaga profitability. Tentu ini akan menjadi salah satu target sampai akhir tahun kita tetap berusaha untuk mencapai target RKAP tetap profitable juga di tahun 2016," jelas dia. (Dny/Nrm)