Sukses

Butuh Kebijakan Fleksibel Guna Tangkal Krisis Finansial

Bank Dunia dan IMF mencari cara agar dunia tidak terjatuh ke dalam krisis finansial.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia (World Bank) dan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) melihat bahwa pertumbuhan ekonomi dunia masih lesu. Oleh sebab itu, dalam Pertemuan Internasional Spring Meetings 2016 yang digelar oleh kedua lembaga keuangan internasional tersebut titik bahasan ditujukan kepada mencari cara agar dunia tidak terjatuh ke dalam krisis finansial.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menjelaskan, dalam pertemuan yang dihadiri oleh menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara anggota World Bank dan IMF tersebut, digarisbawahi bahwa kondisi global saat ini masih sulit. Hal tersebut dibuktikan dengan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia oleh IMF. 

Alasa yang mendasari IMF melakukan hal tersebut adalah harga komoditas yang masih rendah, pelemahan pertumbuhan ekonomi beberapa negara yang selama ini menjadi tumpuan dan beberapa lainnya.

Negara-negara anggota Bank Dunia dan IMF pun sepakat bahwa saat ini dibutuhkan kebijakan yang fleksibilitas dan harus lebih adaptif untuk menjaga pertumbuhan ekonomi global dan kondisi finansial.

Bank dunia juga memerlukan tambahan modal untuk merespons perkembangan ekonomi dunia. Ketika ekonomi dunia semakin melemah, harga komoditas jatuh dan banyak negara berbondong-bondong mencari pendanaan.

Bagi Indonesia, eksistensi dalam pertemuan ini sangat penting untuk bisa memberikan dukungan. Tidak hanya berupa pinjaman, tapi juga bantuan teknis termasuk memberi masukan terutama dalam kebijakan pembangunan.

“Dalam posisi ini saya bisa mempengaruhi World Bank untuk memberikan dukungan yang lebih baik lagi pada Indonesia. World Bank banyak riset tentang kemiskinan, yang salah satunya bisa diatasi dengan Bantuan Tunai Bersyarat. Kita akan gali lebih banyak lagi dari expertise World Bank.” jelas Bambang di Washington DC, AS, seperti ditulis Selasa (19/4/2016). 

Untuk diketahui, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Langkah ini dipicu beberapa faktor seperti anjloknya harga komoditas, Brazil yang terpaksa masuk ke dalam resesi karena kebuntuan politik, turunnya harga minyak dunia dan kenaikan kurs mata uang dolar.

IMF memperkirakan ekonomi global hanya akan tumbuh 3,4 persen tahun ini. Angka itu turun dari proyeksi sebelumnya 3,6 persen yang dinyatakan pada Oktober 2015. Lembaga ini juga memangkas proyeksi untuk 2017 menjadi 3,6 persen dari ramalan 3,8 persen.

Sedangkan Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia di tahun ini bakal di kisaran 2,9 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2015 yang tercatat 2,4 persen. Kenaikan pertumbuhan ekonomi tersebut seiring dengan pemulihan ekonomi di negara-negara maju. (Prisca Niken/Gdn)