Sukses

200 Ribu Angkatan Kerja Bakal Bisa Magang di Perusahaan Nasional

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri berharap perusahaan-perusahaan di Indonesia membangun pusat pelatihan dan sertifikasi.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menandatangani kerja sama percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui pengembangan Program Pelatihan Terpadu. Melalui kerja sama ini diharapkan ada 200 ribu orang angkatan kerja bisa magang di perusahaan-perusahaan yang bernaung di bawah Kadin Indonesia.

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menyatakan, melalui kerja sama ini diharapkan akan ada kesadaran dari para pengusaha dalam negeri untuk membantu memberikan pelatihan keterampilan bagi masyarakat usia produktif. Ini dinilai sangat penting mengingat jumlah angkatan kerja Indonesia mencapai 122,38 juta orang.

"Kemenaker dan kadin bekerjasama untuk mempercepat pelatihan kerja atau pelatihan vokasional yang terintegrasi. Ini nanti akan ada sejumlah skema yang dibuat mencakup pelatihan kerja, pemagangan dan sertifikasi," ujar dia di Jakarta, Selasa (26/4/2016).

Hanif mengungkapkan, melalui kerja sama ini, setiap tahunnya diharapkan ada 200 ribu orang angkat kerja yang bisa magang di perusahaan-perusahaan lokal. Dengan demikian, para angkatan kerja Indonesia memiliki pengalaman dan keterampilan yang benar-benar dibutuhkan oleh perusahaan.

"Pemagangan kita tafsirkan setidaknya setiap tahun ada 200 ribu tenaga kerja yang kita magangkan di perusahaan-perusahaan. Misalnya satu perusahaan itu 100 orang melayani pemagangan yang sistematis. Pemagangan yang terstruktur itu kalau 2.000 perusahaan sekitar 200 ribu tenaga kerja. Itu sudah sangat membantu tenaga kerja kita dari skema pemagangan," jelas dia.

Selain itu, Hanif juga berharap perusahaan-perusahaan di Indonesia membangun pusat pelatihan dan sertifikasi. Dengan demikian, para angkat kerja Indonesia memiliki sertifikasi keterampilan meski hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

"Kita mendorong perusahaan-perusahaan bangun training centre untuk percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja sekaligus kita dorong sertifikasi profesi. Ini untuk menjembantani angkatan kerja yang 68 persen masih didominasi oleh lulusan SD dan SMP," kata dia. (Dny/Gdn)