Sukses

Tol Bawen-Salatiga Bakal Punya Dua Jembatan

Kendala terbesar pada pembangunan proyek tol Bawen-Salatiga ada pada pembebasan lahan yang belum tuntas.

Liputan6.com, Jakarta - Demi mengejar target mudik Lebaran 2016, pembangunan jalan tol Bawen-Salatiga sepanjang 17,5 Kilometer (Km) akan mempunyai dua jembatan tinggi yang bisa dilalui pemudik. Dua jembatan ini hanya dapat dilalui kendaraan golongan I, yakni mobil pribadi.

Project Manager Pembangunan Tol Semarang-Solo Seksi 3 Bawen-Salatiga, Indriyono mengatakan, jembatan pertama adalah Jembatan Tuntang di Desa Delik, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Jembatan ini digarap kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

"‎Jembatan Tuntang sepanjang 370 meter dengan 8 pilar di bawahnya. Paling tinggi tiangnya 59 meter. Jembatan ini berada di Paket 3.1 Ruas Bawen-Polosiri sepanjang 3,5 Km yang merupakan bagian dari tol Bawen-Salatiga," ujarnya saat berbincang dengan wartawan di Kabupaten Semarang, Jateng, seperti ditulis Rabu (27/4/2016).

Jembatan kedua berada di Desa Sukoharjo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Menurut Indriyono, jembatan sepanjang 170 meter ini merupakan bagian dari tol Bawen-Salatiga Paket 3.3B yang digarap oleh PT Pembangunan Perumahan Tbk (PP). Konstruksi fisiknya mencapai 61,25 persen.

"Pilar tertinggi di Jembatan Kali Sanjoyo 34 meter dengan 4 pilar. Jembatan ini nyambung dariBawen tembus ke Salatiga,"ucapnya.

Indriyono menegaskan, kedua jembatan tersebut akan dibuka dan melayani arus mudik dan arus balik. Kemudian paska Lebaran, jembatan ini ditutup lagi untuk umum untuk kembali dikerjakan pembangunannya hingga mencapai sempurna.

"Target dibuka untuk mudik Lebaran, 29 Juni 2016 beroperasi sementara. Nanti setelah arus balik selesai, kita tutup lagi. Tapi supaya selamat, jembatan ini hanya bisa dilalui sementara oleh kendaraan golongan I," terang Indriyono.

Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng, Arie Irianto mengatakan, pihaknya akan membuka satu jalur untuk arus mudik, dan satu jalur untuk arus balik Lebaran baik di jembatan Tuntang dan Kali Sanjoyo maupun jalan tol Bawen-Salatiga. Pasalnya, tol Bawen-Salatiga sepanjang 17,5 Km akan beroperasi sementara sebelum Lebaran ini.

"Kita memang fokus membangun jembatan dulu, sambil menunggu pembebasan tanah di Bawen-Salatiga selesai. Jembatan ini sangat kritikal dibangun, karena kalau tidak selesai mau lewat mana lagi," tutur Arie.

Seperti diketahui, kendala terbesar pada pembangunan proyek tol Bawen-Salatiga ada pada pembebasan lahan yang belum tuntas. Diakui Arie, sejak 31 Desember 2015 sampai dengan saat ini belum ada tambahan progres pembebasan tanah pada ruas jalan tol Bawen-Salatiga yang masih 92,7 persen.

Sambungnya, ‎masih tersisa beberapa lahan milik desa (Tanah Kas Desa) dan lahan milik Warga Terkena ‎Proyek (WTP) sempat terhenti akibat adanya peralihan peraturan sejak 1 Januari 2016 yang menggunakan UU tentang Pengadaan Tanah yang baru, yakni UU Nomor 2 Tahun 2012 agar ruas Bawen-Salatiga dapat difungsikan sementara melayani arus mudik dan balik Lebaran.

"Lahan untuk ruas Bawen-Salatiga diharapkan dibebaskan 100 persen clean and clear di April 2016. Supaya bisa beroperasi sementara pada Juni ini dengan pengoperasian satu jalur dulu. Mudah-mudahan bisa membantu arus mudik dan balik Lebaran," jelas Arie.

Selain itu, diterangkannya, lokasi beberapa lahan yang belum bebas berada pada lokasi galian dan timbunan tinggi, pada lokasi struktur simpang susun dan perlintasan, sehingga pekerjaan konstruksi mengalami kendala akibat curah hujan dengan intensitas sangat tinggi. (Fik/Gdn)

Video Terkini