Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan secara masif mengkampanyekan gerakan potong 10 persen untuk mengurangi konsumsi listrik secara nasional.
Pelanggan rumah tangga yang sukses melakukan penghematan listrik 10 persen berkesempatan mendapatkan hadiah menarik dari pemerintah.
Baca Juga
Menteri ESDM Sudirman Said mengungkapkan, gerakan potong 10 persen fokus membidik pelanggan rumah tangga, industri maupun bisnis dalam upaya penghematan konsumsi listrik 10 persen melalui tiga langkah.
Advertisement
Pertama, matikan lampu dan mencabut listrik dari peralatan elektronik yang tidak sedang dipakai, serta cabut saklar.
Â
Baca Juga
Cara kedua, menahan volume mesin pendingin (air conditioning/AC) pada level 25 derajat. Ketiga, menjadikan hemat energi sebagai gaya hidup sehari-hari masyarakat Indonesia.
"Kalau tiga langkah ini dilakukan bersama, kita bisa menghemat konsumsi listrik nasional 10 persen. Kita akan mengkampanyekan gerakan ini besar-besaran dan secara masif. Bahkan kalau mau agresif lagi berhemat, ganti semua lampu atau peralatan elektronik yang ada label hemat energi," ujar Sudirman di kantornya, Jakarta, Rabu (27/4/2016).
Sudirman mengatakan, total energi listrik yang terjual sepanjang 2014 sebesar 199.496 GWh. Realisasi tersebut bisa menjadi patokan untuk menghitung potensi potensi penghematan listrik dari gerakan potong 10 persen ini.
Penghematan terbesar, Ia menambahkan, pada rumah tangga, industri, dan bisnis dapat mencapai total 187.175 GWh. Jika 10 persennya 18.718 GWh, yakni setara menghemat pembangunan 3,5 GW PLTU baru.
Sudirman menuturkan, potensi penghematan listrik itu datang dari 12 provinsi yang selama ini menyumbang konsumsi listrik paling tinggi di Indonesia. Meliputi Banten dan Jawa Barat, DKI Jakarta dan Tangerang, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, Riau, dan Lampung.
Penghematan konsumsi listrik 10 persen dari 12 Provinsi ini, Sudirman mengakui setara menghemat konsumsi listrik 17.411 GWh. Lantaran persentase penggunaan listrik di 12 Provinsi mencapai 91 persen dari pemakaian energi nasional.
"Dampak langsungnya setara menghemat pembangunan 3,2 GW PLTU senilai Rp 43,2 triliun serta melistriki seluruh desa Program Indonesia Terang 2,52 juta kepala keluarga atau 9,97 juta jiwa sehingga meningkatkan rasio elektrifikasi hingga 100 persen," ujar Sudirman.
Bagi pelanggan listrik golongan rumah tangga, ia menuturkan, pemerintah memberikan insentif gratis dua lampu LED untuk 100 ribu rumah. Langkahnya :
1. Melakukan penghematan sesuai panduan Kementerian ESDM dengan tiga cara di atas
2. Daftarkan diri dan upload tagihan bulan sebelum melakukan penghematan sebagai acuan dasar
3. Setelah itu, laporkan penghematan listrik 10 persen KwH dan upload tagihannya selama tiga bulan pelaksanaan penghematan
4. Kemudian pelanggan akan mendapatkan pemberitahuan berupa SMS notifikasi dan bisa ditukarkan ke konter Indomaret dan Alfamart terdekat untuk mendapatkan dua lampu LED gratis.
"Siapa yang telah melakukan penghematan 10 persen, lapor. Nanti akan diberikan surat untuk dipasang di rumah-rumah mereka. Kita sedang mengatur kerjasamanya dan sudah hampir final. Kita distribusikan lampu LED ini di mini market," jelas Sudirman.
Bagi rumah tangga yang konsisten menerapkan gaya hidup mengurangi pemakaian listrik di rumah, sambungnya, akan berdampak terhadap penghematan konsumsi listrik 120 Megawatt per jam. Nilai yang bisa diefisienkan mencapai Rp 2 miliar.
"Hasil penghematan ini bisa untuk memberikan dua lampu LED kepada 10 ribu rumah pada program Indonesia Terang setiap tahunnya," tutur Sudirman. (Fik/Ahm)
  Â