Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini terbilang cukup tinggi jika dibandingkan negara berkembang lainnya‎. Meski demikian, perolehan itu masih belum cukup untuk mengurangi angka kemiskinan di negara ini.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi bisa mengimbangi penambahan jumlah penduduk dan tenaga kerja setiap tahunnya.
"Untuk negara sebesar Indonesia pertumbuhan ekonomi 5-6 persen itu tidak cukup. Oleh sebab itu kita harus membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia ke level yang lebih tinggi lagi," kata Muliaman di Gedung Bank Indonesia, Kamis (28/4/2016).
Dia mengungkap, salah satu cara untuk membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai posisi lebih tinggi, adalah dengan melakukan reformasi struktural, yang dilakukan otoritas moneter ataupun pemerintah.
Baca Juga
Upaya menuju reformasi itu, Muliaman mengatakan, cara ampuh yang bisa dilakukan dengan menguatkan sinergi antara otoritas moneter, pemerintah, pelaku industri, serta kesadaran masyarakat.
Dia mencontohkan, pada industri perbankan, reformasi struktural yang harus dilakukan adalah dengan mengubah pengelolaan equity bank yang selama ini dialokasikan ke dana-dana jangka pendek, menjadi jangka panjang.
"Dengan semakin kuatnya perbankan, nanti otomatis juga bisa menjadi instrumen untuk peningkatan ekonomi di masyarakatnya itu sendiri," tegas Muliaman.
Lebih lanjut dia menilai, langkah yang sudah dilakukan pemerintah dengan mengeluarkan berbagai paket kebijakan, akan membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia ke tren yang lebih baik. Sehingga diharapkan nantinya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. (Yas/nrm)