Sukses

Biaya Penyaluran di Wilayah Ini Lebih Mahal Ketimbang Harga BBM

Pertamina memanfaatkan berbagai jalur untuk menyalurkan BBM kepada masyarakat di Indonesia Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi geografis Indonesia Timur yang sulit ditempuh berpengaruh pada kegiatan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM). PT Pertamina (Persero) sebagai badan usaha yang bertugas menyalurkan BBM menempuh berbagai cara.

Vice Presiden Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro mengatakan, BBM untuk Papua dan Papua Barat berasal dari fasilitas pengolahan minyak (kilang) Balikpapan.

Kemudian dipasok sehingga disalurkan menggunakan kapal ke terminal BBM Wayame. Dari terminal tersebut kemudian disalurkan ke berbagai lokasi menggunakan berbagai moda transportasi.

Pertamina memanfaatkan berbagai jalur untuk menyalurkan BBM kepada masyarakat di Indonesia Timur. Bahkan Pertamina memanfaatkan pesawat terbang untuk menembus wilayah yang tidak bisa ditempuh jalur darat maupun perairan.

 

"Kita punya tantangan yang sangat besar untuk distribusi Papua dan Papua Barat," kata Wianda, di Jakarta, Kamis (28/4/2016).
‎

Wianda melanjutkan, penyaluran BBM dengan menggunakan pesawat membuat biaya pengiriman  di beberapa daerah Papua dan ‎Papua Barat jauh lebih mahal ketimbang harga BBM yang ditetapkan pemerintah yaitu Rp 6.450 per liter, dan solar Rp 5.150 per liter.

Biaya penyaluran BBM misalkan di Jayawijaya mencapai Rp 8.500 per liter‎, Lanny Jaya Rp 11.500 per liter, Pegunungan Bintang Rp 29.000 per liter dan Puncak Jaya Rp 29.000 per liter.

Wianda menuturkan, biaya angkut BBM tersebut ditanggung Pertamina, meski harga BBM masih jauh lebih murah ketimbang biaya penyaluran. Hal tersebut merupakan upaya Pertamina agar masyarakat dapat menikmati BBM seperti di wilayah lain.
‎

"Itu yang kami siapkan supaya mendapat akses BBM. ongkos angkut disiapkan Pert‎amina," tutur Wianda. (Pew/Ahm)