Liputan6.com, Jakarta - Harga bawang merah sejak dua bulan lalu belum bergerak ‎turun. Di Pasar Kemiri, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, harga bawang merah terpantau Rp 50.000 per kilogram (kg), sedangkan harga normalnya sekitar Rp 20.000 per kg.
Salah seorang pedagang sayur mayur di Pasar Kemiri, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Rini (50) mengeluhkan mahalnya harga bawang merah yang menembus Rp 50.000 per kg dari biasanya hanya Rp 20.000 per kg.
"Bawang merah mahal banget, susah sekali turunnya. Ini sudah dua bulan lho begini terus,"ucapnya saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat pagi (29/4/2016).
Advertisement
Baca Juga
Rini mengatakan, selama ini pedagang hanya mengandalkan pasokan bawang merah dari Brebes. Sementara kebutuhan atau permintaan sangat tinggi, dan pasokan tidak memadai, sehingga yang terjadi adalah kekurangan. Kondisi ini mengakibatkan kenaikan harga.
"Kan bawang merah selama ini cuma dari Brebes. Nah kurang pasokan, jadi harganya mahal. Kalaupun ada stok, biasa deh ditimbun-timbun," kesal Wanita paruh baya asal Klaten, Jawa Tengah itu.
Menurutnya, kekurangan pasokan tersebut perlu diimbangi dengan bawang merah dari daerah lain, bahkan mengimpor dari negara lain. ‎Langkah ini perlu dilakukan untuk kembali menstabilkan harga bawang merah di pasar.
"Ada tuh bawang merah dari India, yang agak hitam, itu murah. Bawang merah Bandung juga boleh. Kalau cuma ngandelin bawang merah Brebes mah mahal banget," cetus Rini.
‎Dirinya berharap, pemerintah mengimpor bawang merah dari negara lain, seperti India supaya harga komoditi ini stabil, bahkan berangsur-angsur turun.
"Tolong kepada pemerintah stabilkan harga bahan pangan, termasuk bawang merah. Supaya bawang merah impor bisa masuk, dan harga turun lagi. Karena pembeli sekarang susah, omzet turun, untung tipis sebab pembeli maunya bawang merah yang murah," pinta Rini.