Sukses

7 Pekerjaan yang Penuh Tekanan

Terdapat beberapa pekerjaan yang jelas memiliki tingkat stres lebih besar dibanding yang lain karena kadang harus mengorbankan nyawa.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap pekerjaan memiliki tingkat stres yang berbeda-beda. Berada dalam lingkungan tersebut, tentu akan membuat Anda belajar untuk mengatasinya hingga tekanan tersebut akan menjadi kebiasaan sehari-hari.

Akan tetapi, memang ada beberapa pekerjaan yang jelas memiliki tingkat stres lebih besar dibanding yang lain. Jenis pekerjaan tersebut bisa saja menempatkan pekerjanya dalam bahaya, sehingga untuk mendapatkan mereka yang bisa bekerja membutuhkan biaya lebih.

Seperti dilansir dari The Richest, Jumat (29/4/2016) berikut daftar pekerjaan yang memiliki tingkat stres tinggi. Penasaran? Simak ulasannya di bawah ini.

1. Petugas polisi

Menjadi seorang polisi merupakan pekerjaan yang berbahaya. Apa pun yang terjadi, mulai dari serangan teroris hingga hanya mengatur lalu lintas rutin, seorang polisi harus siap menghadapinya. Pekerjaan ini jelas menempatkan kehidupan seorang perwira polisi dalam bahaya.

Pada 2015, banyak petugas polisi dilaporkan tewas saat bertugas, yang menciptakan stres pada sebagian besar petugas. Mereka mungkin memiliki senjata untuk melindungi diri, tetapi senjata tersebut tidak boleh sembarangan digunakan.

2. Pemadam kebakaran

Seorang pemadam kebakaran memiliki risiko kehilangan nyawa saat bertugas. Sebab, mereka bekerja dengan menyelamatkan seseorang yang terjebak dalam kebakaran, mengorbankan nyawa mereka sendiri.

2 dari 3 halaman

Pilot

3. Pilot

Seiring berkembangnya teknologi, maka menjadi pilot bukanlah hal sulit. Kemajuan teknologi membuat banyak tombol dan monitor semakin lebih mudah untuk ditangani. Secara tidak langsung, menjadi pilot terlihat tidak memberikan stres.

Meski sebelum memiliki lisensi menjadi seorang pilot dibutuhkan pelatihan dan pengalaman, mereka tetap bertanggung jawab untuk ratusan penumpang dan awak pesawat lainnya. Kehidupan pilot menciptakan kecemasan konstan. Jika mesin mengalami kerusakan, keputusan berada di tangan pilot.

4. Wartawan televisi

Meski sama dengan menyampaikan berita di radio, tetapi pekerjaan di televisi akan lebih stres karena orang benar-benar melihat Anda. Memiliki profesi di berita televisi bisa menjadi penuh tekanan, di tambah lagi bila para kru harus mengejar deadline.

Para reporter maupun juru kamera dituntut untuk menyajikan berita dengan cara yang akurat, tanpa menyinggung atau memojokkan salah satu orang yang terlibat dalam berita. Mereka harus profesional dan terlihat baik saat melakukannya. Semua itu harus dilakukan dalam waktu yang cepat.

3 dari 3 halaman

Dokter bedah

5. Dokter bedah

Seorang dokter bedah memegang nyawa pasiennya. Bila dia mengetahui jika pekerjaannya bisa membuat pasien meninggal dalam perawatannya, hal tersebut tentu akan menjadi tekanan tersendiri.

Belum lagi bila pasien telah mempercayakan hidupnya kepada sang dokter. Bila kemudian dokter bedah melakukan kesalahan, maka hal tersebut akan meninggalkan rasa bersalah. Hidup dalam kekhawatiran melakukan malapraktek menciptakan lingkungan yang menegangkan.

6. Buruh tambang

Bayangkan Anda berada di dalam perut bumi yang gelap. Diterangi pencahayaan buatan dan pasokan udara terbatas, Anda harus bekerja menggeledah perut bumi tersebut. Tentu saja terdapat kekhawatiran akan tertimbun hidup-hidup di dalamnya.

Sebagai contoh, sekelompok kecil penambang di Cina yang terjebak di bawah tanah selama lebih dari satu bulan. Ada juga pertambangan di Amerika Serikat yang pernah mengalami kecelakaan yang menewaskan 25 penambang pada 2010.

7. Pengontrol lalu lintas udara

Seorang pengendali lalu lintas udara memang tidak memiliki ancaman bahaya secara fisik untuk dirinya sendiri. Tetapi mereka bertanggung jawab atas kehidupan banyak orang lain di udara.

Duduk di ruangan gelap dan menonton layar komputer sepanjang hari tentu saja tidak menyenangkan, karena mereka harus bertanggung jawab membantu pilot menerbangkan ratusan orang mendarat dengan aman. Namun pekerjaan ini menjamin masa pensiun dengan baik, sehingga terhindar dari stres di usia tua. (Shabrina Aulia Rahmah/nrm)