Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan yang dilakukan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal/BKPM Franky Sibarani di Malaysia, dimanfaatkan untuk bertemu dengan perusahaan-perusahaan existing maupun yang berminat menanamkan modalnya di Indonesia.
Salah satunya adalah perusahaan sektor perkebunan terkemuka Malaysia yang telah menanamkan modalnya melalui anak perusahaannya di Indonesia.
Baca Juga
Perusahaan didorong untuk memperluas bidang usahanya tidak hanya sektor perkebunan kelapa sawit namun juga industri pengolahannya juga dilakukan di Indonesia.
Advertisement
Franky menyampaikan investasi di bidang industri pengolahan kelapa sawit akan positif bagi perkembangan perusahaan.
Â
Baca Juga
"Investor sebenarnya memiliki minat untuk mengembangkan usaha perkebunan di Indonesia, namun memiliki concern dengan ketentuan maksimum 100 ribu hektar sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26 Tahun 2007," ujar Franky dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/4/2016).
Franky menuturkan, pemerintah mendorong tumbuhnya industri bernilai tambah, termasuk hilirisasi sektor agro. Untuk itu dirinya mengundang investor Malaysia untuk masuk di sektor industri pengolahan CPO dan industri turunan lainnya.
Investasi itu Franky memastikan akan lebih mudah, karena pemerintah telah melaksanakan reformasi layanan izin investasi.
"Terbaru dengan layanan izin 3 jam, di mana terdapat 3 perusahaan Malaysia sudah memanfaatkan dengan total nilai investasi US$ 2,7 miliar," lanjutnya.
Franky menambahkan dalam pertemuan ini BKPM juga menyambut baik apabila terdapat hal yang bisa didukung oleh BKPM bagi investor dalam merealisasikan investasi di Indonesia.
Tahun lalu, Malaysia tercatat sebagai peringkat kedua teratas sebagai asal negara investasi atau dalam enam tahun terakhir periode 2010-2015 tercatat di peringkat kelima dengan nilai investasi US$ 7,2 miliar.
Malaysia merupakan salah satu negara prioritas pemasaran investasi Indonesia. Dari data BKPM periode kuartal I tahun 2016, realisasi investasi dari Malaysia berada di peringkat 9 asal negara investasi.
Realisasi investasi yang masuk dari Malaysia tercatat US$ 101 juta dengan jumlah proyek 207 dan menyerap tenaga kerja 10.467.‎ (Yas/Ahm)