Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melihat lokasi yang akan menjadi Pelabuhan Depapre, Papua. Pembangunan di lokasi itu telah terlantar sejak 2007 hingga saat ini.
 Jokowi pun menegaskan di masa pemerintahannya, pelabuhan Depapre harus bisa rampung. Bahkan, menurut dia, pelabuhan itu bisa menjadi yang terbesar di Indonesia Timur.
Baca Juga
 "Ini (Pelabuhan Depapre) akan menjadi pelabuhan besar di tanah Papua," kata Jokowi, Sabtu (30/4/2016).
Advertisement
Turut mendampingi Jokowi adalah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Gubernur Papua Lukas Enembe, dan bupati setempat.‎
Â
Baca Juga
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan pembangunan akan dilakukan oleh BUMN dan BUMD Papua.
"Pelindo dan juga BUMD dari sini sehingga akan mempercepat pembangunan ini karena setelah pelabuhan peti kemas jadi, kira-kira 20 km dari sini juga akan dibangun kawasan industri," tegas dia.
Jokowi mengatakan potensi peningkatan ekonomi dari pelabuhan ini besar. Ia pun memerintahkan jajarannya untuk melakukan perhitungan cepat, mulai dari kapasitas bongkar muat dan total anggaran yang dibutuhkan. Setelah perhitungan selesai, baru akan ditetapkan target pembangunan dalam tempo sesingkatnya.
"Dengan itu kita harapkan, karena ini pelabuhan dalam dari Tanah Papua, kalau ekspor itu tidak usah lewat Makassar atau lewat Surabaya, dari sini langsung ke negara tujuan," ujar Jokowi.‎
‎Pelabuhan Depapre adalah pelabuhan peti kemas, curah cair, curah kering yang terletak di Teluk Tanah merah menghadap Samudera Pasifik berjarak 30 km dari pelabuhan lama Jayapura. Pelabuhan ini sekitar 27 km dari Sentani yang merupakan ibukota Kabupaten Jayapura, dan 60 km dari Jayapura yang merupakan ibu kota provinsi Papua.
Setelah meninjau pelabuhan Depapre,  Presiden dan Ibu Negara akan kembali ke Jakarta pada siang hari dan diperkirakan tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdana Kusuma pada Sabtu petang, 30 April 2016. (Silvanus A/Ahm)