Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS)Â mengumumkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mengalami kenaikan menjadi 892,2 ribu kunjungan pada Maret 2016. Peningkatan paling besar ditempati turis China menjadi 102.116 kunjungan.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, realisasi jumlah kunjungan turis ke Indonesia pada Maret ini sebanyak 892,2 ribu kunjungan naik dibanding periode Februari 2016 yang mencapai sebanyak 863,2 ribu kunjungan atau naik 3,36 persen. ‎
Baca Juga
Target Kunjungan Wisman 2025 Naik Jadi 17--19 Juta Orang, Pariwisata Berkualitas Tetap Jadi Fokus Utama
Heboh Wanita Turis Asing Berendam di Selokan di Bali sampai Bikin Jalanan Macet
Raih Penghargaan dari Conde Nast, Plataran Komodo Ungkap Alasan Simpel yang Bikin Banyak Wisman Merasa Seperti di Rumah
Sementara dibanding periode Maret 2015 yang sebanyak 827,1 ribu, kunjungan turis di bulan ketiga ini naik 7,88 persen.
Advertisement
Â
Baca Juga
"Kenaikan jumlah wisman ini karena kebijakan pemerintah membebaskan visa bagi sejumlah negara serta pembangunan daerah atau tujuan wisata di Indonesia," ujar dia saat Konferensi Pers, Jakarta, Jumat (2/5/2016).
Suryamin menjelaskan, dari lima besar kunjungan wisman reguler yang melancong ke Indonesia menurut kebangsaan di Maret 2016 peningkatan terbesar dari China dengan realisasi 102.116 kunjungan. Naik signifikan dibanding periode yang sama 2015 sebanyak 92.447 kunjungan.
Posisi kedua turis yang berasal dari Singapura dari sebelumnya 128.967 kunjungan menjadi 133.801 kunjungan di bulan ketiga tahun ini.
Sedangkan turis asal Australia dan Jepang pada Maret ini mengalami kenaikan tipis masing-masing menjadi 92.142 kunjungan dan 44.816 kunjungan dari periode yang sama tahun lalu masing-masing sebanyak 86.354 kunjungan dan 43.821 kunjungan.
Sementara turis asal Mal‎aysia mencatatkan penurunan kunjungan dari 123.250 kunjungan wisman menjadi 122.857 kunjungan.
Kenaikan jumlah kunjungan wisman tersebut, Suryamin mengakui ikut mengerek tingkat hunian kamar hotel berbintang di Maret 2016 sebesar 3,75 poin mencapai 52,88 persen dibanding periode yang sama 2015 sebanyak 49,13 persen. Jika dibanding Februari 2016 sebanyak 52,15 persen, tingkat hunian kamar di bulan kedua tahun ini naik 0,73 poin.
"Di Maret ada event internasional KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sehingga ini berdampak pada peningkatan tingkat hunian kamar. Tentunya hal ini baik dan akan meningkatkan pendapatan di sektor perhotelan dan berimbas positif bagi Produk Domestik Bruto (PDB)," ujar Suryamin. (Fik/Ahm)