Sukses

Gaji Lulusan Sarjana dari Keluarga Kaya Lebih Besar

Dari hasil studi mengungkapkan lulusan dengan latar belakang keluarga kaya raya cenderung berpenghasilan 10 persen lebih tinggi.

Liputan6.com, New York - Seseorang yang menempuh pendidikan tinggi memiliki tingkat pendidikan yang lebih berkualitas. Namun, bukan berarti setiap orang yang memiliki gelar dari universitas sama akan mendapatkan porsi masa depan yang sama di kemudian hari.

Melansir dari money.cnn.com, Minggu (8/5/2016) sebuah studi yang menganalisa 260.000 lulusan dari Inggris mengungkapkan mereka dari latar belakang keluarga kaya raya, secara signifikan cenderung mendapatkan gaji lebih besar dari para lulusan yang memiliki latar belakang keluarga miskin.

Dari penelitian tersebut, 10 tahun setelah meninggalkan universitas, rata-rata lulusan dari latar belakang keluarga kaya berpenghasilan 10 persen lebih tinggi dari mereka yang kurang makmur. Bahkan para peneliti juga menemukan adanya pengaruh dari konsentrasi yang mereka ambil. Para peneliti dari Harvard University, University of Cambridge dan Institute of Education juga ikut andil dalam penelitian ini.

"Penelitian ini menunjukkan adanya keuntungan untuk orang yang berasal dari keluarga berpenghasilan tinggi. Lulusannya tepat berada di pasar tenaga kerja meski pada usia 30," ujar seorang ekonom dari Institute for Fiscal Studies, Jack Britton.

Meski begitu, jumlah pendapatan dari keluarga bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi perbedaan pendapat di masa depan.

Para peneliti juga menemukan para lulusan dari universitas tertentu menghasilkan perbedaan besar dalam jumlah uang yang mereka ciptakan. Mahasiswa lulusan tiga sekolah top di Inggris tampaknya memiliki kesempatan tinggi dalam meraih penghasilan lebih besar..

Sepuluh tahun setelah mendapatkan gelar mereka, lebih dari 10 persen lulusan pria di Cambridge, Oxford dan London School of Economics berpenghasilan lebih dari US$ 142.000 atau sekitar Rp 1,8 miliar (estimasi kurs Rp 13.180 per dolar Amerika Serikat) per tahun. 

Sementara London School of Economics juga satu-satunya lembaga pendidikan yang lebih dari 10 persen lulusan perempuannya menghasilkan US$ 146.000 atau sekitar Rp 1,9 miliar setelah 10 tahun.

Demikian juga dengan jurusan yang mereka ambil ternyata memiliki pengaruh. Para lulusan kedokteran dan ekonomi bernasib sangat baik. Sementara mereka yang mempelajari seni gagal untuk mendapatkan lebih dari mereka yang bahkan tidak menerima gelar sarjana. (Shabrina Aulia Rahmah/Ahm)

Â