Sukses

Puerto Rico Tak Bisa Bayar Utang Rp 5,6 Triliun

Puerto Rico kini tengah kesulitan lantaran tak mampu membayar utang.

Liputan6.com, Jakarta - Puerto Rico kini tengah kesulitan. Negara ini tak mampu membayar utang senilai US$ 422 juta atau sekitar Rp 5,61 triliun (asumsi kurs Rp 13.301 per dolar Amerika Serikat)yang jatuh tempo pada Senin kemarin. Itu juga merupakan tanda bagaimana negara mengalami masa-masa suram.

Gubernur Alejandro Garcia Padilla menyebut situasi ini adalah krisis kemanusiaan, yang lebih parah dari kondisi darurat ekonomi. Dia mengklaim dia memprioritaskan membayar petugas polisi dan guru Puerto Rico.

"Saya harus membuat pilihan. Saya putuskan bahwa layanan mendasar untuk 3,5 juta orang AS di Puerto Rico mendapat giliran pertama," tutur Padilla diansir dari CNN Money, Rabu (4/5/2016).

Ini adalah kali ketiga pulau tersebut mengalami default dalam pembayaran surat utang. Puerto Rico membayar bunga yang jatuh pada Senin lalu, namun bukan bayaran yang utama. Menghasilkan default sekitar US$ 370 juta, terbesar untuk Puerto Rico sejauh ini.

Puerto Rico banyak sekali berutang. Sejumlah pihak memperkirakan Negara ini berutang US$ 70 miliar pada kreditor. Dalam beberapa bulan, Garcia Padilla mengingatkan pada Puerto Rico mereka tak punya cukup uang untuk membayar utang.

Jatuh tempo pembayaran lainnya adalah pada 1 Juli nanti. Negara ini berharap kongres akan mengambil tindakan kemudian memberikan sesuatu untuk meenangkan, seperti menjatuhkan moratorium sementara pada pembayaran sampai rencana pemerintah bisa dijalankan.

"Kita sangat jauh dari 'akhir'," kata Phillip Fischer managing director Riset Surat Utang di Bank of America Merrill Lynch. Jelas kongres tak bisa melakukan apa-apa soal ini," ujar Padilla.

Utang yang tak terbayar pada jatuh tempo Senin kemarin adalah pada surat utang yang diterbitkan bank pengembangan pemerintah, salah satu instrumen pengembangan ekonomi negara. Ketakutan besar adalah Puerto Rico akan mengalami default pada Juli nanti.

Puerto Rico berutang US$ 1,9 miliar dan jatuh tempo pada 1 Juli. "Sumber daya kami sangat tidak cukup, dan kami harus berusaha untuk membayar supplier BBM untuk mobil patroli polisi dan ambulans," ujar Garcia Padilla. (Zul/Ahm)

Video Terkini