Sukses

Menengok Wajah Baru Bandara Matahora di Wakatobi

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meresmikan Terminal Penumpang Bandara Matahora di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, kemarin

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meresmikan Terminal Penumpang Bandara Matahora di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, kemarin. Hadir pula dalam peresmian tersebut Menteri Pariwisata Arief Yahya, Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemy Francis, dan Bupati Wakatobi Hugua.

Bupati Wakatobi, Hugua mengatakan Wakatobi ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata sebagai 10 besar daerah destinasi wisata terbaik di Indonesia yang menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Dengan statusnya tersebut, menurut Hugua sudah seharusnya didukung dengan bandara yang juga bertaraf internasional. Ia juga mengatakan, perlu penambahan rute penerbangan dari dan ke Wakatobi.

Peresmian Terminal Bandara Matohara Wakatobi (Foto: Kemehub)

"Kalau bisa ke depan sudah ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Wakatobi atau Denpasar ke Wakatobi. Saat ini pintu masuk ke Wakatobi masih melalui Makassar, Kendari baru ke Wakatobi," jelas Hugua dalam keterangannya, Senin (9/5/2016).

Bandara kelas III yang dikelola Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, kini punya wajah baru dengan tampilan terminal penumpang yang megah dan modern, serta ditunjang dengan fasilitas yang lebih lengkap baik di sisi darat (ground side) maupun sisi udara (air side).

Dalam upaya Kemenhub untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan dan kapasitas, untuk sisi darat, bandara yang terletak di pulau yang dijuluki 'surganya bawah laut' tersebut kini memiliki bangunan terminal penumpang seluas 1.524 meter persegi yang mampu menampung hingga 150 penumpang.

Selain itu, Bandara Matahora kini memiliki ruang tunggu terminal penumpang yang lebih luas. Tempat counter check-in yang lebih modern, area konsesi yang tertata, dan tidak ketinggalan toilet yang bersih.

Fasilitas sisi darat lainnya yang kini dimiliki seperti, gedung PKP-PK, gedung NDB, gedung DVOR/DME, gedung tower/menara pengawas, gedung genset, gedung CCR, gedung power quality, gedung karantina kesehatan, dan area parkir kendaraan.

Pengembangan fasilitas bandara Matahora tersebut menggunakan dana APBN tahun 2015 sebesar Rp. 80 Miliar.

Sementara di sisi udara, Bandara Matahora kini memiliki panjang landasan 2.000 meter x 30 meter dengan kekekerasan landasan (PCN) 24 F/B/X/T yang mampu didarati pesawat terbesar yaitu ATR 72-500/600. Selain itu, fasilitas sisi udara lainnya yang dimiliki seperti, taxiway 107 meter x 18 meter, apron 103 meter x 73 meter.

Fasilitas untuk menambah keamanan juga ditingkatkan, seperti penambahan fasilitas pemeriksaan keamanan (x-ray baggage), dan pembangunan pos keamanan di area bandara.

Sementara Menhub Ignasius Jonan dalam sambutannya mengatakan, dengan status pulau Wakatobi sebagai destinasi kelas dunia, sudah selayaknya memiliki bandara yang juga berkelas dunia.

Ia juga mengatakan, Kemenhub akan mendorong dibukanya rute penerbangan dari Jakarta-Denpasar-Wakatobi.

"Pesawatnya nanti bisa jenis CRJ. Kalau dari Jakarta jarak tempuhnya sekitar 2 jam 20 menit. Kita akan dorong dibukanya rute Jakarta-Denpasar-Wakatobi," ucap Jonan.

Ruang Tunggu Penumpang Bandara Matohara Wakatobi (Foto: Kemenhub)

Pertumbuhan penumpang pesawat udara di Wakatobi semakin meningkat tiap tahunnya. Hal tersebut terlihat pada awal dimulainya pengembangan terminal penumpang yaitu tahun 2013, tercatat sebanyak 11.150 penumpang tiba dan 11.867 penumpang berangkat per tahunnya.

Pada 2014, meningkat menjadi 17.015 penumpang tiba dan 13.786 penumpang berangkat per tahun. Kemudian di tahun 2015, kembali meningkat menjadi 19.100 penumpang tiba dan 20.081 penumpang berangkat per tahun.

Check In Counter Bandara Matahora Wakatobi (Foto: Kemenhub)

Saat ini hanya ada satu maskapai yang melayani jasa transportasi udara dari dan ke Wakatobi per harinya yaitu maskapai Wings Air (ATR 72-500). Maskapai tersebut melayani penerbangan dengan rute Makassar - Kendari - Wakatobi pergi pulang (PP) dengan frekuensi 1 kali dalam sehari (7x seminggu).

Dengan rencana dibukanya rute penerbangan tambahan ke Wakatobi, diharapkan dapat semakin meningkatkan demand wisatawan yang akan berkunjung ke pulau yang masuk dalam segitiga karang dunia.