Sukses

Harga Minyak Susut Kena Imbas Kebakaran di Kanada Mereda

Harga minyak dunia dipengaruhi sentimen pergantian menteri energi di Arab Saudi dan kebakaran hutan di Kanada.

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia merosot seiring ketidakpastian pemangkasan produksi usai penggantian menteri energi Arab Saudi al-Naimi dan indikasi tidak ada dampak kebakaran hutan untuk produksi minyak mentah Kanada.

Di New York Mercantile Exchange, harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) untuk pengiriman Juni turun US$ 1,22 atau 2,7 persen menjadi US$ 43,55 per barel. Harga minyak Brent untuk pengiriman Juli melemah US$ 1,74 atau 3,8 persen ke level US$ 43,63 per barel.

Harga minyak sempat reli pada perdagangan waktu Asia dan Eropa. Harga minyak Nymex sempat menguat ke US$ 46 per barel, dan harga minyak Brent sempat menembus level intraday di kisaran US$ 46,48.

Perombakan kabinet di Arab Saudi seiring banyak produsen minyak yang berjuang untuk mengatasi harga minyak dunia tertekan.

Upaya untuk membekukan produksi minyak gagal setelah Arab Saudi menolak untuk mengambil bagian pembekuan produksi minyak setelah Iran tetap mempertahankan produksi minyak mentahnya.

"Penggantian menteri energi al-Naimi mungkin menjadi alasan mengapa harga minyak gagal mempertahankan penguatan di awal perdagangan," tutur Fawad Razaqzada, Analis Forex.com, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa (10/5/2016).

Ia menambahkan, penerus al-Naimi yaitu Khalid al-Falih diharapkan dapat mengikuti strategi melindungi pangsa pasar nasional.

"Ini juga mengurangi kemungkinan kesepakatan pembekuan produksi minyak mentah dengan produsen minyak utama lainnya non APEC," ujar dia.

Sentimen lainnya mempengaruhi harga minyak yaitu kebakaran hutan terjadi dekat pusat produksi minyak Kanada.

Penyebaran api di hutan lebih melambat mengurangi kekhawatiran. Produksi minyak mencapai 645 ribu barel per hari, atau lebih dari seperempat produksi Kanada sekitar 2,5 juta barel per hari.

Harga minyak dunia di awal sesi sempat menguat terdorong dari data perdagangan China. Impor minyak mentah oleh China naik 7,6 persen.

Hal itu menunjukkan kalau impor minyak mentah melampaui 30 juta ton pada kuartal I. Minyak mentah mencapai 7,9 juta barel per hari pada April. Selama empat bulan pertama ini, China mengimpor 123,67 juta ton minyak mentah.

Pasokan minyak mentah menguat ini didukung meningkatnya jumlah kilang lokal. Kenaikan pasokan minyak juga setelah diizinkan impor minyak mentah secara langsung.

"Ini memberikan harapan kalau konsumsi minyak di China tetap tinggi di tengah pasokan minyak global berlebih," kata Ben Le Brun Analis energi di optionsXpress. (Ahm/Ndw)