Sukses

‎Pengusaha Keluhkan Pembatasan Distribusi Beras oleh Bulog

Perpadi mendapatkan laporan dari beberapa wilayah seperti Sulawesi Selatan terkait pembatasan distribusi beras.

Liputan6.com, Jakarta - Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesa (Perpadi) mengeluhkan langkah Perum Bulog yang menghalangi distribusi beras antar daerah. Pasalnya, hal tersebut akan memicu kenaikan harga beras.

Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso mengatakan, asosiasi mendapatkan laporan dari beberapa wilayah seperti Sulawesi Selatan terkait pembatasan distribusi beras. Dia menerangkan, pembatasan distribusi dilakukan secara tidak langsung karena kelebihan produksi beras yang ada di suatu wilayah mesti disetor ke Bulog.

"Saya tidak tahu apakah kerja sama dengan instansi diimplementasikan seperti itu, yang jelas yang terjadi pengusaha yang akan melakukan moving beras atau gabah supaya disetor ke Bulog. Alasannya untuk stok Bulog harusnya tidak usah seperti," jelas dia di Kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),Jakarta, Selasa (10/5/2016).

Dia mengaku tidak hanya mendapat laporan dari Sulawesi Selatan melainkan juga Kediri. Dia bilang, setoran ke Bulog diperuntukkan ketika terjadi surplus.

"Daerah surplus bukan hanya luar Jawa, kemarin Kediri dibatasi. Ada kecenderungan penggilingan supaya setor ke Bulog mestinya tidak seperti itu mekanismenya," keluh dia.

Dia menerangkan, beras merupakan komoditas yang produksinya fluktuasi. Langkah Bulog, kata dia justru menimbulkan gejolak harga di wilayah yang sedang defisit beras.

Dia mengatakan, pembatasan ini terjadi sejak bulan lalu atau April 2016. Dia mengaku tidak mengetahui peraturan tertulis mengenai ketentuan setor beras ke Bulog. ‎"Kelihatannya tidak tertulis tapi terjadi di lapangan, kira-kira bulan lalu," tukas dia.