Sukses

HSBC: RI Memiliki Peran Penting di ASEAN Saat MEA

Pelaksanaan MEA memberikan akses bagi negara-negara anggota ASEAN ke lebih dari 600 juta orang penduduk.

Liputan6.com, Jakarta - Bergulirnya pasar tunggal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun ini menjadi salah satu jalan bagi Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Apalagi, saat ini Indonesia menjadi kekuatan dominan yang memberikan kontribusi 35 persen dari total PDB ASEAN dan lebih dari 40 persen populasi ASEAN.

Country Manager and Chief Exeutive HSBC Indonesia Sumit Dutta mengatakan, Asia Tenggara menjadi wilayah yang paling dinamis dan paling cepat berkembang di dunia. "Indonesia akan memainkan peran penting dalam liberalisasi arus barang, jasa, modal dan tenaga kerja terampil di kawasan ini dalam upaya meningkatkan daya saing dan memfasilitasi investasi ke arah infrastruktur," ujar dia di Jakarta, Kamis (12/5/2016).

Sumit menjelaskan, pelaksanaan MEA ini memberikan akses bagi negara-negara anggota ASEAN ke lebih dari 600 juta orang yang sedang bertransisi menjadi penduduk berpenghasilan menengah. Terlebih lagi dengan adanya pengurangan hambatan dalam perdagangan akan menawarkan keuntungan yang positif bagi para anggota ASEAN.

"MEA membuka kesempatan bagi pengusaha di seluruh wilayah untuk saling bekerjasama dalam rangka mencari keuntungan yang lebih tinggi," jelas dia.

Namun pada era ini, negara ini juga masih dihadapkan pada beragam tantangan, terutama terkait dengan daya saing.

Sumit mengakui, masih ada sejumlah hambatan yang dihadapi negara-negara di kawasan ASEAN. Salah satunya yaitu lemahnya perekonomian Tiongkok yang memberikan pengaruh pada pertumbuhan ekonomi di wilayah Asia Tenggara.

Meski demikian, Sumit mengaku tetap optimis dengan bergulirnya MEA ini akan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk mendorong pertumbuhan ekonominya.

"Anggota ASEAN perlu mengambil langkah-langkah konkrit mewujudkan pasar ekonomi tunggal dengan menyelaraskan inisiatif‎ regional dengan agenda nasional, menghindari duplikasi dan mengurangi kesenjangan antar wilayah," tandas dia.(Amd/Nrm)