Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menargetkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa sudah tersambung dengan jalan tol di 2018. Ini ditargetkan untuk mendukung arus logistik yang lebih efisien.
Namun, untuk jalan tol Trans Sumatera saat ini pembangunannya masih berjalan lambat. Dari target 400 kilometer (km) yang akan dibangun, sampai saat ini baru 10 persen lahan yang baru dibebaskan.
Baca Juga
"‎Targetnya mungkin nanti habis ini kan Juli 2018 harus jadi 400 km, tapi ini baru sedikit sekali, belum ada 10 persen kan, ini bagaimana caranya," kata Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) M Choliq saat berbincang dengan wartawan seperti ditulis Sabtu (14/5/2016).
Advertisement
Baca Juga
Ditambahkan Choliq, jika tidak ada perkembangan yang berarti dan koordinasi lintas kementerian tidak dipercepat, pengoperasian jalan tol trans sumatra terancam mundur.
Untuk itu, saat ini para kontraktor terus melakukan konsultasi dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno untuk bisa melakukan percepatan supaya target bisa tercapai.
"Caranya?‎ harus dimarahin, ya bener, kalau tidak kerja ya dimarahin, kalau masih bandel ya diganti saja," kata Choliq.
Persoalan pembebasan lahan ini diakui Choliq menjadi salah satu masalah utama. Dengan presentase tersebut, maka sampai saat ini dari 400 km yang memiliki rute Bakauheni-Palembang, baru 40 km lahan yang baru dibebaskan.
‎Saat ini, Waskita tengah mengerjakan ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar dengan panjang 40 km. Ini merupakan bagian dari 400 km yang ditargetkan rampung sebelum perhelatan Asian Games 2018. "Nah itu juga belum kelar, cuma sudah dikerjain," kata Choliq.
Lambannya pembebasan lahan ini diakui Choliqr‎ karena belum cairnya anggaran dari pemerintah yang sudah dialokasikan dalam APBN 2016.
‎"Kendala utama adalah tanah, kenapa macet? karena APBN habis. gimana caranya? dengan dana talangan, lah ternyata administrasi dan talangan sampai hari ini belum beres, ini harus diselesaikan segera," katanya.