Liputan6.com, Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia pada April 2016 diprediksi defisit sebesar US$ 436,9 juta. Catatan negatif tersebut karena kenaikan impor di bulan keempat menjelang momen puasa atau Ramadan.
Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Damhuri Nasution memperkirakan, defisit neraca perdagangan pada April ini berpeluang terjadi lantaran kinerja ekspor yang terkontraksi cukup signifikan dibandingkan impor.
Asumsinya untuk ekspor negatif 12,03 persen dan impor minus 5,25 persen. Sementara realisasi neraca dagang di bulan sebelumnya mencetak surplus US$ 497 juta. “Prediksi neraca perdagangan di April 2016 mengalami defisit US$ 436,9 juta,” ucap Damhuri dalam laporan prediksi neraca perdagangan di Jakarta, Senin (16/5/2016).
Baca Juga
Baca Juga
Faktor pemicu defisit, Damhuri menjelaskan, berasal dari kinerja impor yang cukup tinggi menjelang Ramadan yang jatuh pada Juni 2016. Kegiatan impor juga marak akibat penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
“Menjelang puasa biasanya impor cukup tinggi. Kemudian penguatan Rupiah juga menjadi salah satu faktor yang mendorong peningkatan impor,” kata Damhuri.
Di sisi lain, kinerja ekspor belum membaik menyusul masih rendahnya harga komoditas serta pemulihan ekonomi Negara-negara mitra dagang utama Indonesia. “Pertumbuhan ekonomi negara-negara mitra dagang utama kita cenderung melambat. Akibatnya neraca perdagangan pada April berpotensi defisit,” tutur dia.
Advertisement
Pada Senin ini, Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan melaporkan realisasi ekspor dan impor pada April. (Fik/Nrm)