Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS)Â memperkirakan bakal terjadi kenaikan impor bahan pangan gandum sampai barang elektronik, yakni ponsel dan laptop menjelang puasa dan tahun ajaran baru. Impor gandum naik karena kebutuhan mi meningkat sedangkan impor barang elektronik naik karena untuk kado kelulusan.Â
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPSÂ Sasmito Hadi Wibowo mengungkapkan, impor nonmigas pada periode April 2016 tercatat menurun 3,39 persen menjadi US$ 9,42 miliar. Sebelumnya atau pada Maret 2016, impor nonmigas tercatat US$ 9,75 miliar.
"Impor nonmigas turun karena merosotnya impor bahan pangan di April ini, seperti gandum, gula, dan kembang gula, serta garam," ujarnya saat ditemui di kantor BPS,Jakarta, Senin (16/5/2016).
Baca Juga
Dari data BPS, impor golongan serelia atau gandum turun signifikan hingga 43,82 persen senilai US$ 169,4 juta. Impor gula dan kembang gula anjlok 57,60 persen senilai US$ 126,6 juta, sedangkan impor garam turun 10 persen karena produksi garam dari dalam negeri mengalami kenaikan pada 2016.
"Gandum dan gula impornya turun karena pengusaha mi instan, roti dan lainnya yang mengandalkan bahan baku ini sudah punya stok cukup di April, sehingga belum melakukan kegiatan impor lagi," ujar Sasmito.
Meski begitu, Sasmito mengkhawatirkan terjadinya peningkatan impor gandum sebagai antisipasi kecukupan stok menjelang puasa dan Lebaran. Alasannya, Indonesia belum mampu memproduksi gandum, sehingga sangat ketergantungan mengimpor bahan pangan tersebut.
"Mei ini prediksinya impor gandum naik sebelum puasa dan Lebaran. Pengusaha mau tambah stok. Kan kita mau tidak mau impor gandum 100 persen buat bahan baku mi. Kita belum punya gandum khatulistiwa," jelasnya.
Data BPS lain menunjukkan, impor nonmigas di April justru mengalami kenaikan seperti mesin dan peralatan mekanik US$ 14,4 juta atau 0,85 persen. Utamanya untuk impor laptop, komputer, dan ponsel (mesin dan peralaan listrik) dari Tiongkok, Vietnam, maupun Korea Selatan.
"Jadi impor ponsel yang berpeluang naik karena jelang Lebaran banyak orang pegang uang tunai dan bisa beli apa saja termasuk ponsel," kata Sasmito.
Menurut Kasubdit Statistik Impor BPS, Rina Dwi Sulastri, potensi kenaikan impor ponsel dan laptop menjelang tahun ajaran baru. "Impor ponsel dan laptop diperkirakan bisa naik untuk kado kelulusan anak," cetusnya.