Liputan6.com, Jakarta - Dalam perjanjian kerja sama Member Country Partnership Strategy (MCPS), Islamic Development Bank (IDB) telah memberikan komitmen pinjaman senilai US$ 5,2 miliar kepada Indonesia periode 2016-2020. Utang dari lembaga keuangan multilateral itu dialokasikan untuk membangun proyek infrastruktur di Tanah Air.
PenandatangananMCPS dilakukan oleh Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala BappenasSofyanDjalil dengan PresidenIDBGroupAhmadMuhamed Ali saat Pembukaan Sidang TahunanIDB diJCC, Selasa (17/5/2016) malam.
Baca Juga
Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) menegaskan bahwa Indonesia sama sekali tidak meminta pinjaman tersebut kepada IDB. Bahkan Indonesia ikut berkontribusi untuk membesarkan Bank Pembangunan Islam ini di masa depan.
"Indonesia dalam even ini tidak minta-minta. Tapi kita pikirkan bagaimana bekerjasama membesarkan IDB untuk Indonesia dan anggota. Jadi bukan hanya meminta, tapi juga memberi," kata JK.
Untuk diketahui, IDB Grup menggelontorkan pinjaman US$ 5,2 miliar hingga periode 2020 untuk membangun proyek infrastruktur strategis dan prioritas.
Adapun tiga program utama yang masuk dalam MCPS Indonesia-IDB. Pertama, penataan area kumuh dengan pendanaan senilai US$ 364,4 juta. Kedua, pengembangan Universitas Islam dengan nilai US$ 176,5 juta. Ketiga, perluasan dan pengembangan jaringan listrik dengan dana sebesar US$ 330 juta.
"Jadi pertemuan IDB ini membahas bagaimana operasi IDB yang lebih besar di masa yang akan datang. Kita tidak berbicara soal macam-macam, tapi kita menandatangani kerjasama," pungkas JK.