Sukses

Resmikan Tour de Flores, Rizal Ramli Ingin NTT Mendunia

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, resmi membuka ajang balap sepeda internasional Tour de Flores

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, resmi membuka ajang balap sepeda internasional Tour de Flores (TdF) di Larantuka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan pariwisata berbasis event olahraga ‎pertama ini akan menjadi agenda rutin pemerintah daerah setempat untuk memperkenalkan pesona NTT ke pentas dunia.

Even Tour de Flores ini melanjutkan kesuksesan Tour de Singkarak sejak 2009 dan Tour de Banyuwangi Ijen sejak 2016. Acara tersebut mengadopsi Tour de France yang diselenggarakan di Eropa pada 1903.

Rizal Ramli mengungkapkan, event balap sepeda internasional TdF memiliki nilai bisnis tinggi dan memberikan dampak langsung terhadap peningkatan ekonomi masyarakat Flores. Harapan besarnya, TdF mampu mempromosikan dan mengangkat pariwisata Flores, terutama Labuan Bajo, yang merupakan satu dari 10 destinasi pariwisata prioritas pemerintah.

"Flores sangat spesial bagi Indonesia dengan pemuda-pemuda yang kritis dan kreatif, sehingga bisa mewujudkan event ini. Karena awalnya pemilihan Flores untuk ajang balap sepeda sama sekali tidak diperhitungkan," kata Rizal ‎dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (19/5/2016).

Menurut dia, semua Bupati Flores telah berkoordinasi menyambut para atlet, peserta tur dan para tamu. Tour de Flores mendorong pemerintah pusat ikut membangun infrastruktur, transportasi‎, air bersih, dan energi guna menyambut kehadiran wisatawan.

Sementara itu, Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan, Flores tidak hanya memiliki komodo sebagai objek wisata yang sudah dikenal mancanegara, tapi juga ada kampung tradisional Wae Rebo di Kabupaten Manggarai yang telah dipilih UNESCO sebagai warisan arsitektural dan diakui dunia.

Di kabupaten ini juga terdapat gua liang gua yang beberapa tahun lalu menjadi perhatian antropolog modern internasional dengan penemuan Homo Floresiensis. Di Kabupaten Ngada terdapat kampung tradisional Bena yang tersohor di sejumlah negara. Di Kabupaten Ende terdapat danau tiga warna Kelimutu yang memiliki branding internasional.

Di Kabupaten Flores Timur terdapat Semana Santa, sebuah tradisi Portugis yang sudah berusia lebih dari 500 tahun. Setiap tahunnya wisata rohani ini mampu menyedot perhatian ribuan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

"Kekayaan wisata Pulau Flores dilengkapi dengan objek wisata lain di seluruh kawasan NTT, seperti Pasola di Pulau Sumba, musik tradisional Sasando, dan Surfing di Rote, tradisi penangkapan ikan paus di Lamalera, Kabupaten Lembata, taman laut di perairan Alor, Lembata, Maumere, Labuan Bajo, Riung, dan lainnya," ucap Frans.

‎Even TdF dimulai pada 19-23 Mei 2016. Pembalap akan melintasi jalur dengan grade 2,2 melewati 5 Kabupaten/Kota dan menempuh jarak 661,5 Kilometer. Titik start di Larantuka dan finish di Labuan Bajo. Terbagi dalam 5 etape, yakni Larantuka-Maumere (138,8 Km), Maumere-Ende (141,3 Km), Ende-Bajawa (123,3 Km), Bajawa-Ruteng (136,6 Km), dan Ruteng-Labuan Bajo (121,5 Km). Pihak penyelenggara telah menyiapkan total hadiah Rp 1 miliar untuk even ini.

Sebanyak 20 tim peserta dari beberapa negara ikut ambil bagian ‎dalam TdF 2016, yakni dari Singapura, Malaysia, Australia, Kenya, Indonesia, Jepang, China, Korea Selatan, Laos, Filipina, serta Jepang. Event TdF ke depan akan diagendakan berlangsung setiap tahun guna memperkenalkan potensi sosial, seni dan budaya, ekonomi, wisata, dan potensi alam serta sumber daya NTT ke seluruh dunia.