Liputan6.com, Jakarta - Terdapat 4 perusahaan raksasa asal Rusia, RZD, Blackspace, Russal, dan Vi Holding yang mau berinvestasi di Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun memberikan syarat-syarat yang harus dipenuhi perusahaan tersebut jika ingin beroperasi di Indonesia.
"Selama pembicaraan presiden sampaikan ada aturan yang harus dipatuhi semua pihak. Masalah penghormatan semua peraturan. Proses hilirisasi ditekankan presiden. Lalu manfaat bagi rakyat. Dan kepatuhan pada masalah lingkungan. Itu message besarnya pada 4 perusahaan," kata Jokowi, di Hotel Rodisson Blu, Sochi, Rusia, Kamis (19/5/2016).
Menteri BUMNRiniSoemarno menjelaskan untukRZD, menunjukkan ketertarikan di bidang kereta api. Mereka sudah melakukan studi diKalimantan. Sementara, 3 perusahaan lainnya bergerak di bidang tambang.
Baca Juga
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menambahkan syarat yang diajukan Jokowi merupakan momentum untuk menuju industrialisasi di Indonesia. Produk-produk yang dihasilkan dapat langsung dimanfaatkan di sektor manufaktur.
"Kita sedang betul-betul masuk dalam proses bahan tambang jadi produk lebih hilir. Diskusinya nanti mewujudkan seberapa hilir. Itu yang menentukan seberapa cepat bersambung ke industri manufaktur," tandas Darmin.
Sebelumnya, Jokowi telah bertemu dengan 4 perusahaan raksasa asal Rusia yang ingin berinvestasi di Indonesia tersebut. Salah satu perusahaan itu adalah Vi Holding. Dalam one on one meeting, Jokowi memang meminta perusahaan itu meningkatkan angka investasinya.
"‎Saya senang bertemu dengan Alexander Popov (Kepala Perwakilan Vi Holding di Jakarta) dan saya mendengar informasi telah banyak investasi dan kegiatan di holding group di Indonesia dan saya harapkan akan ada peningkatan investasi terus dr. Vi Holding group di Indonesia," tegas Jokowi, di Hotel Rodisson Blu, Sochi, Rusia, Kamis (19/5/2016).
Menanggapi hal itu,Popov pun berterima kasih diberi kesempatan untuk bertemuvJokowi. Menurut dia, perusahaannya memiliki kepentingan besar untuk memajukan Indonesia.
"Pertama-tama terima kasih banyak atas kesempatan untuk bertemu dengan kami dan atas kunjungan ke Rusia. Kami mewakili perusahaan swasta yang bernama Vi Holding yang punya kepentingan di Indonesia," tutur Popov.
Vi Holding adalah perusahaan Rusia yang bergerak di sektor tambang. Di Indonesia perusahaan tersebut membangun smelter feronikel.