Sukses

Suku Bunga Turun Perlu Jaminan Inflasi Rendah

Direktur PT Bahana TCW Invesment Management Budi Hikmat menuturkan kalau suku bunga rendah dapat berkesinambungan jika ada inflasi rendah.

Liputan6.com, Jakarta - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan tidak mengubah suku bunga acuan/BI Rate yang tetap di level 6,75 persen pada Kamis 19 Mei 2016.

Menjelang pergantian patokan suku bunga acuan menjadi reverse repo tujuh hari, Bank Indonesia diperkirakan akan menjaga kestabilan suku bunga hingga Agustus nanti.

BI mendorong tingkat suku bunga rendah. Bank komersial pun dikondisikan agar menurunkan suku bunga kredit dan tabungannya. Suku bunga rendah bukan muncul tanpa ada prasyarat. Suku bunga rendah dapat berkesinambungan jika ada inflasi rendah yang juga berkesinambungan.

"Penurunan suku bunga juga perlu dijamin dengan penurunan inflasi," ujar Chief Economist dan Direktur PT Bahana TCW Invesment Management Budi Hikmat seperti dikutip dari keterangan tertulis Jumat (20/5/2016).

Penurunan inflasi, dapat dilakukan dengan cara memproduksi barang serta mendistribusikannya dengan lancar. Produksi yang mencukupi di dalam negeri bukan karena impor.

"Misalnya saja, jika ada beras mahal di Jawa, dapat ditekan dengan mengirim dari Makassar dengan jalur distribusi yang lancar sehingga tidak terjadi kelangkaan beras yang membuat inflasi meningkat," tutur Budi.

Inflasi di Indonesia terjadi karena produksi yang kurang sementara permintaan tinggi. Produksi rendah juga membuat harus ada impor sehingga terjadi defisit neraca berjalan. (Ahm/Ndw)