Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengincar investor lokal untuk menggarap Program Indonesia Terang. Dalam program ini, Kementerian ESDM menargetkan bisa mengalirkan listrik ke 12.659 desa yang saat ini belum mendapat akses listrik.
Ketua Unit Pelaksana Program Indonesia Terang Said Didu mengatakan, untuk memilih investor yang bakal menggarap Program Indonesia Terang, Kementerian ESDM akan melakukan lelang. Lelang tersebut segera dilaksanakan setelah peta kelayakan usaha berupa besaran pengembalian modal, serta tingkat kemampuan masyarakat selesai disusun.
"Program itu akan langsung kami tawarkan ke investor," kata Said, dalam acara Sinergi Kementerian ESDM Mewujudkan Kedaulatan Energi Melalui Konservasi Energi dan Program Indonesia Terang, di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/6/2016).
Baca Juga
Kementerian ESDM memprioritaskan investor lokal untuk menggarap proyek dengan total investasi Rp 100 triliun tersebut. Agar investor lokal tertarik bergabung dalam program tersebut, Kementerian ESDM akan melakukan sosialisasi ‎ke Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di daerah. "Kami datangi Kadin daerah biarlah mereka yang‎ ambil jangan sampai pengusaha luar yang ambil," tutur Said.
Menurut Said, pemerintah siap memberikan insentif ke investor ‎untuk memudahkan penggarapan proyek tersebut. Jika tidak ada investor yang tertarik maka Program Indonesia Terang akan digarap pemerintah dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). "Kalau perlu insentif silahkan sampaikan. Kalau tidak ada yang berminat maka pemerintah ambil pakai dana APBN," kata Said.
Untuk diketahui, Program Indonesia Terang menargetkan enam provinsi di wilayah timur Indonesia yang rasio elektrifikasinya rendah bisa segera mendapat akses listrik. Program Indonesia Terang diharapkan dapat membuat wilayah-wilayah di Indonesia bagian timur menikmati listrik 24 jam seperti di Indonesia bagian barat.
Target implementasi Program Indonesia Terang hingga tahun 2019 adalah tersedianya jaringan listrik di 12.659 desa yang ditetapkan sebagai sasaran program.
Dari total target tersebut, sebanyak 6.926 desa berada di enam provinsi di wilayah timur Indonesia, yakni Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT, dan NTB. Â Total kapasitas yang perlu terpasang sebesar 350 MW dengan asumsi konsumsi rata-rata listrik per hari 1,5 kWh/KK.
Program kelistrikan bagi daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau tersebut akan menggunakan sumber-sumber energi baru terbarukan sebagai sumber energi pembangkit listriknya, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa, mikrohydro.