Liputan6.com, Jakarta - Kerjasama di sektor migas antara PT Pertamina (Persero) dan Rosneft, perusahaan migas asal Rusia, memasuki tahapan final. Hal tersebut mengemuka dalam pertemuan antara Chairman of the Management Board Rosneft Igor Sechin dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Sochi, Rusia.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, finalisasi rencana kerjasama kedua perusahaan telah dilakukan selama kunjungan manajemen Pertamina ke Rusia. Kedua perusahaan sepakat menandatangani framework agreement untuk kerjasama keduanya di Jakarta.
"Finalisasi sudah dilakukan dan diharapkan pekan depan penandatanganan rencana kerjasama Pertamina dan Rosneft dilaksanakan di Jakarta. Ini merupakan kemajuan yang baik untuk segera merealisasikan rencana kerjasama Pertamina dan Rosneft," ujar dia di Jakarta, Sabtu (21/5/2016).
Baca Juga
Wianda menjelaskan, kerjasama Pertamina dan Rosneft ini mencakup rencana pembangunan kilang baru di Tuban. Nantinya Pertamina akan menjadi pemegang saham mayoritas. Selain itu, Pertamina juga berkesempatan masuk ke dalam aset-aset hulu migas Rosneft di Rusia.
"Kami berkomitmen kuat untuk dapat mengakselerasi kerjasama secara konkret untuk mendukung program pemerintah dalam upaya meningkatkan ketahanan energi nasional," tandas dia.
Menteri BUMN Rini Soemarno sebelumnya mengatakan, dari perusahaan-perusahaan Rusia yang menemui Jokowi, baru Rosneft saja yang memiliki komitmen penuh untuk merealisasikan rencana investasi di Indonesia.
"Jadi investasi ini nilainya US$ 13 miliar, untuk Tuban saja. Penekanan presiden bagaimana selain bangun kilang, dibangun juga storage untuk cadangan nasional," tegas Rini.
Indonesia, akan mendapat dua ladang minyak untuk digarap di Rusia. Diharapkan cadangan total dari ladang tersebut mencapai 200 juta barel, dengan produksi per hari mencapai 35 ribu barel.
"Jadi ini joint venture, dan sangat bagusnya mayoritas Pertamina, 55 persen Pertamina dan 45 persen Rosneft," tutur mantan Menteri Perdagangan dan Perindustrian itu.
Dari pihak Rosneft sendiri, hanya minta kepastian terkait sewa di Tuban dengan jangka waktu 30 tahun plus 10 tahun, dan diperpanjang lagi selama 10 tahun. Jokowi pun meyakinkan akan ada perpanjangan selama dalam kerja sama saling menguntungkan.
"Kita targetkan dapat pembangunan full 2018, Presiden tekankan harusnya bisa dilakukan di akhir 2017. Mereka beri janji kepada presiden, akan kerja sekeras mungkin untuk bisa capai yang diharapkan," tandas Rini.(Dny/Nrm)
Advertisement