Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat berdialog dengan para petani dan peternak saat menghadiri pertemuan khusus bertema Inovasi Rantai Nilai Sektor Agro dalam Mendukung Implementasi Financial Inclusion untuk Petani yang digagas oleh Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture (PISAgro), Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Balai Kartini, Senin (23/5/2016).
Setelah memberikan pengarahan dan membuka secara resmi acara tersebut, JK mengunjungi booth pameran dimana para petani dan peternak memajang berbagai komoditas hasil produksi.
Baca Juga
‎Setiap bertemu kelompok petani, JK pun mendapat curhatan. Salah satu keluhan terlontar dari peternak sapi yang tergabung dalam Koperasi Margomulyo Malang Selatan.
Perwakilan anggota koperasi Suharno mengatakan, sapi perah di Koperasi Margomulyo hanya mampu memproduksi susu antara 8 hingga 10 liter per hari. Jumlah tersebut cukup kecil jika dibanding produksi maksimal yang bisa dihasilkan oleh sapi perah. Dalam hitungan Suharno, seharusnya setiap ekor sapi bisa menghasilkan 18 hingga 20 liter per hari.
Advertisement
Baca Juga
Rendahnya produksi susu tersebut karena peternak memiliki keterbatasan dana. Jika ada dana maka peternak bisa memberikan tambahan makanan bagi sapi.
"Produksi rata-rata itu 8 sampai 10 liter untuk seekor sapi. Sebenarnya bisa lebih dari itu kalau kami bisa mengatasi masalah pakan dan menambah gizi. Selain itu kami juga masih minim pengetahuan soal ternak," ungkap Suharno.
Selain peternak, ‎Petani karet asal Sumatra Selatan juga berkeluh kepada JK. Para petani mengalami kesulitan karena menurunnya harga komoditas, hal tersebut mempersulit petani mendapat bibit yang baik, karena harganya cukup tinggi dan petani kecil tidak mampu untuk membeli bibit tersebut.
"Dalam peremajaan tidak dapat bibit bagus, kalau petani kecil tidak mampu beli bibit bagus," tutur perwakilan petani karet tersebut.‎
Sedangkan petani bawang merah asal Brebes, Jawa Tengah, Badrus Zaman mengaku kesulitan menyimpan hasil produksi bawang. Tempat penyimpanan yang bagus bisa membuat kondisi bawang tahan lama.Â
Untuk diketahui, Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture (PISAgro) ini telah berhasil menjangkau lebih dari 445 ribu petani pada 2015, dengan luas area mencapai lebih dari 350 ribu hektar. Dari tingkat partisipasi petani pada 2015, program ini menjangkau 83 ribu petani dan total lahan mencapai 67 ribu hektar.