Sukses

Harga Minyak Melemah Tersengat Produksi Iran Meningkat

Harga minyak WTI turun 30 sen menjadi US$ 47,40 pada awal pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak melemah di awal pekan ini seiring Iran meningkatkan produksi minyak dan pengurangan pengeboran minyak di Amerika Serikat (AS).

Pada penutupan perdagangan, Senin (Selasa pagi WIB), harga minyak jenis acuan AS West Texas Intermediate (WTI) melemah 30 sen menjadi US$ 48,11 pada pukul 11 waktu setempat. Kemudian akhirnya melemah ke level US$ 47,40. Harga minyak Brent susut 52 sen menjadi US$ 48,20 menjadi US$ 47,58.

Harga minyak turun US$ 1 atau lebih di awal perdagangan, setelah Menteri Minyak Iran Rokneddin Javadi menuturkan kalau ekspor minyak akan mencapai 2,2 juta barel per hari.

Sentimen lainnya pengaruhi bursa saham yaitu laporan industri menunjukkan kalau pengoperasian rig di AS cenderung stabil untuk pertama kali pada tahun ini.


"Momentum kenaikan harga minyak melambat menjelang musim dingin dan semi. Harga minyak hanya akan naik US$ 3-4 per barel baik WTI dan Brent," tutur Konsultan Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (24/5/2016).

Data pasokan minyak di Cushing, Oklahoma juga melemah sehingga mempengaruhi harga minyak WTI. Genscape melaporkan pasokan minyak turun 978,862 per barel pada pekan lalu.

Goldman Sachs juga mengharapkan kalau produktivitas shale minyak AS akan mendorong harga minyak WTI di bawah US$ 50 per barel.