Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansuri‎ menyatakan harga bawang putih impor terus mengalami lonjakan sejak sebulan menjelang Ramadan hingga Rp 42 ribu per Kilogram (Kg). Sementara harga bawang putih ini di Negara pemasoknya hanya dijual Rp 500 per Kg.
"Kita masih impor bawang putih dari ‎Thailand dan Vietnam. Di sana harganya cuma Rp 500-Rp 800 per Kg, tapi di Indonesia dijual sangat tinggi Rp 35 ribu-Rp 42 ribu per Kg," ucap Mansuri saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Selasa (24/5/2016).
Mansuri menengarai telah terjadi permainan dan penimbunan bawang putih impor oleh para pengusaha ‎besar.
"Bawang putih sudah impor, lalu dimainkan. Bukannya langsung dilempar ke pasar, tapi malah disimpan di gudang pengusaha," kata dia.
Baca Juga
Baca Juga
Dalam rangka stabilisasi harga bahan pangan, termasuk bawang putih, dia mengimbau agar pemerintah Joko Widodo (Jokowi) dapat ‎melakukan intervensi pasar secara luas. Mulai dari pengawasan, dan mendistribusikan secara langsung karena rawan permainan.
"Kalau distribusi masih mandiri tidak lewat pemerintah, banyak oknum yang coba menahan tidak sampai ke pasar," ujar dia.
Jika Bulog diminta intervensi, tambah Mansuri, jangan menggelar operasi pasar di pinggir jalan. Fakta di lapangan, sambungnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu hanya menjual komoditas bawang beberapa kwintal saja, sedangkan sisanya dijual lagi ke pengusaha besar untuk mendapatkan harga lebih tinggi.
"Misalnya bawa 5 ton bawang, tapi dijual hanya 1-2 kuintal saat operasi pasar. Alasannya habis, kemudian dijajakan lagi ke pengusaha besar supaya mendapatkan harga jual lebih tinggi. Itu kita temukan di lapangan," jelas Mansuri. (Fik/Ahm)
Advertisement