Sukses

Utang Pemerintah Naik Lagi Jadi Rp 3.279 Triliun, Ini Rinciannya

Ada 10 negara pemasok utang bilateral Indonesia yang mencapai Rp 347,30 triliun per April 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Utang pemerintah pusat Indonesia tercatat kembali naik menjadi Rp 3.279,28 triliun di periode April 2016. Sebelumnya di posisi akhir Maret lalu, total jumlah utang pemerintah pusat senilai Rp 3.236,61 triliun.

Menurut data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu), Jakarta, Rabu (25/5/2016), total utang pemerintah pusat Indonesia membengkak Rp 42,67 triliun menjadi Rp 3.279,28 triliun dibanding realisasi bulan sebelumnya Rp 3.236,61 triliun.

Sementara di periode Januari 2016, total utang pemerintah pusat sebesar Rp 3.220,98 triliun. Nilai utang tersebut sempat turun tipis menjadi Rp 3.196,61 triliun pada posisi hingga akhir Februari ini. 

Jika dirinci, utang pemerintah pusat Indonesia hingga April ini Rp 3.279,28 triliun atau setara US$ 248,36 miliar berasal dari pinjaman senilai Rp 749,37 triliun atau US$ 56,75 miliar dan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 2.529,92 triliun atau setara US$ 191,60 miliar.

Data DJPPR menyebutkan, pinjaman senilai Rp 749,37 triliun, terdiri dari pinjaman luar negeri Rp 745,04 triliun yang rinciannya adalah bilateral Rp 347,30 triliun, multilateral Rp 349,08 triliun, komersial bank Rp 48,51 triliun dan suppliers Rp 0,15 triliun. Adapun pinjaman dalam negeri Rp 4,33 triliun.

Ada 10 negara pemasok utang bilateral Indonesia yang mencapai Rp 347,30 triliun per April 2016, meliputi:

1. Jepang dengan pinjaman Rp 226,56 triliun, 2. Prancis Rp 25,53 triliun
3. Jerman Rp 21,71 triliun
4. Korea Selatan Rp 19,74 triliun
5. China Rp 11,98 triliun
6. Amerika Serikat Rp 10,72 triliun
7. Australia Rp 7,85 triliun
8. Spanyol Rp 3,84 triliun
9. Rusia Rp 3,52 triliun
10. Inggris Rp 3,42 triliun
11. Negara lain Rp 12,43 triliun.

Pinjaman multilateral senilai Rp 349,08 triliun oleh pemerintah Indonesia berasal dari 6 lembaga keuangan dunia, yakni:

1. Bank Dunia dengan kucuran pinjaman Rp 218,66 triliun
2. Asian Development Bank (ADB) Rp 118,68 triliun
3. Islamic Development Bank (IDB) Rp 9 triliun
4. International Fund for Agricultural Development (IFAD) Rp 2,16 triliun
5. Bank Investasi Eropa (EIB) Rp 0,36 triliun
6. Nordick Investment Bank (NIB) Rp 0,21 triliun.

Utang yang berasal dari komersial bank senilai Rp 48,51 triliun, antara lain :

1. Amerika Serikat (AS) senilai Rp 9,16 triliun
2. Singapura Rp 8,17 triliun
3. Prancis Rp 8,04 triliun
4. Belanda Rp 7,23 triliun
5. Austria Rp 5,62 triliun
6. Rusia Rp 5,32 triliun
7. Inggris Rp 0,96 triliun
8. Jepang Rp 0,78 triliun
9. Taiwan Rp 0,64 triliun
10. Jerman Rp 0,62 triliun
11. Negara lain Rp 1,97 triliun.

Utang pemerintah pusat yang bersumber dari penerbitan Surat Utang Negara (SUN) senilai Rp 2.529,52 triliun, terdiri dari utang dalam denominasi valuta asing Ro 656,59 triliun dan Rp 1.873,32 triliun dari SUN dengan denominasi Rupiah.