Sukses

Presiden Jokowi Tak Luput dari Sensus Ekonomi 2016

Sensus yang berlangsung sejak 1 sampai 31 Mei ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perekonomian nasional.

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya masyarakat umum, Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut masuk dalam Program Sensus Ekonomi 2016 yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS). Sensus yang berlangsung sejak 1 sampai 31 Mei ini bertujuan untuk memetakan perekonomian nasional.

Kepala BPS Suryamin memimpin langsung sensus kepada Presiden Jokowi, dengan mendatangi kompleks istana kepresidenan. Usai mengajukan beberapa pertanyaan, sensus kepada Presiden Jokowi selesai dilakukan. Jokowi diketahui memiliki usaha mebel di Solo.

"BPS sedang melakukan pendataan, dari rumah ke rumah, usaha ke usaha. Baik yang di lokasi tetap, tidak tetap, rumah tangga, dan masing-masing anggota rumah tangga juga kita tanya apakah punya usaha atau tidak. Tidak terkecuali Bapak Presiden," kata Ketua BPS Suryamin, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (25/5/2016).

Sebagai bukti jika Presiden telah masuk dalam bagian sensus, salah seorang petugas BPS menempelkan stiker di pintu masuk Istana Merdeka. "Tempel stiker ini merupakan bukti di istana bahwa ada Pak Presiden sudah dikunjungi untuk bukti," tutur dia.

Menurut Suryamin, pendataan melalui Sensus Ekonomi sangat penting. Terutama, untuk mengetahui seberapa potensi usaha nasional memasuki era perdagangan bebas ASEAN.

"Data ini sangat penting. Selain bisa gambarkan peta kekuatan ekonomi, kita juga bisa melihat daya saing kita seperti apa," tambah Suryamin.

Usai sensus, Presiden Jokowi turut memberikan pesannya. "Pesan Presiden, bagi yang perusahaan yang masih belum, disarankan beri data sesuai yang sebenarnya. Tidak dibesarkan, tidak dikecil-kecilkan. Data tidak ada sangkut paut sama pajak, tidak dipungut biaya," ujar Suryamin mengutip pernyataan Presiden Jokowi.

Masih tersisa 5 hari untuk melakukan sensus ekonomi. Sejauh ini, data yang dikumpulkan BPS sudah mencapai 75 persen.

Dikatakan, salah satu kendala dalam menyukseskan sensus adalah keterbukaan perusahaan. Ini yang menjadi pesan dari Presiden.

Sensus ekonomi ini dilakukan tiap 10 tahun sekali dan bertujuan untuk mengetahui potensi ekonomi di Indonesia, di luar sektor pertanian. Sebanyak 340 ribu pekerja sensus yang terlatih dikerahkan pada sensus kali ini.

Dalam data sensus ekonomi 2006 lalu, terdapat 22,6 juta jenis usaha di luar sektor pertanian. Sementara, terdapat 26 juta usaha di sektor pertanian.(Silvanus/Nrm)