Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) telah menandatangani kerja sama pembangunan fasilitas pengolahan minyak mentah (kilang) Tuban dengan perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Rusia Rosneft.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, sudah 20 tahun Indonesia tidak membangun kilang baru, dengan adanya kerja sama tersebut maka Indonesia kembali membangun kilang baru.
"Telah 20-an tahun Indonesia tidak pernah membangun kilang baru dua kilang terakhir Pertamina Kasim di Sorong Papua Barat 1997 danBalongan Jawa Barat 1994 tentu ini dimulai dari sebelumnya," kata Dwi,saat menghadiri kerja sama Pertamina denganRosneft, di Kantor Pusat Pertamina,Jakarta, Kamis (26/5/2016).
Baca Juga
Pembangunan kilang Tuban bertujuan untuk menunjang pencapaian target kapasitas kilang sebesar 2,3 juta barel per hari (bph) pada 2025 yang dicanangkan Pemerintah.
"Ini tindak lanjut dari Peraturan Presiden yang dikeluarkan akhir tahun lalu, kita cari mitra, proyek banyak tidak bisa dikerjakan sendiri Pertamina kita cari mitra, dan Mei ini kita tandatangani," terang Dwi.
Dwi melanjutkan, kerja sama pembangunan kilang baru dan Petrokimia tersebut akan menghabiskan dana US$12 hingga 13 miliar yang berlokasi di Tuban dan bisa diintegrasikan dengan TPPI Pabrik aromatic.
Direktur Pengolahan Pertamina Rachmat Hardadi menambahkan, setelah melalui proses seleksi yang ketat dan komprehensif dalam pemilihan strategic partner, Pertamina memutuskan untuk melakukan kerja sama dengan Rosneft, dimana kerja sama ini dipercaya akan menguntungkan kedua belah pihak naik dari sisi perusahaan dan negara. OJSC Rosneft Oil Company telah menunjukkan komitmen untuk membantu Pertamina dan Indonesia dalam mencapai tujuannya.
“Pertamina telah melakukan proses seleksi yang ketat dan mendetail dalam memilih partner kerja sama yang dianggap paling sesuai untuk menjalankan proyek ‚ini. Kami sangat mengharapkan kerjasama yang baik dengan OJSC Rosneft Oil Company sebagai mitra pada proyek GRR Tuban,” jelas Rachmad.
Rosneft menawarkan data-data eksklusif yang dapat mempercepat perkembangan proyek Tuban serta hak eksklusif untuk bekerjasama di sektor hulu di Rusia.