Sukses

Rizal Ramli: Bangun Proyek 35 Ribu MW Jangan Cuma Pakai Nafsu

Target proyek listrik yang masuk akal diharapkan dapat menghindari PT PLN (Persero) dari kebangkrutan.

Liputan6.com, Jakarta - Program kelistrikan 35 ribu Megawatt (MW) telah berjalan selama hampir dua tahun. Namun realisasi dari program tersebut belum begitu maju. Maka tak heran jika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli menyebutkan program tersebut perlu ditilik ulang. 

Dalam hitungan Rizal, proyek pembangunan listrik 35 ribu Megawatt (Mw) bakal berjalan tak sesuai target. Menurutnya, dari target 35 ribu MW, Indonesia hanya sanggup merealisasikan 17 ribu MW hingga 18 ribu MW sampai dengan 2019. Tak tercapainya target tersebut karena berbagai kendala.

Dalam Pertemuan Koordinasi Masalah dan Solusi Implementasi Program 35 ribu MW dan Transmisi 46 ribu km, Rizal mengungkapkan, beberapa saat setelah diangkat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, dirinya telah berdikusi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas hasil evaluasi program pembangkit listrik 35 ribu Mw selama 5 tahun ke depan.

"Setelah diangkat Menko Kemaritiman, saya minta ke Pak Presiden supaya proyek pembangkit listrik 35 ribu MW dievaluasi. Kemudian langsung heboh, ramai. Karena banyak dari kita mohon maaf asal bapak senang memberikan target berlebihan, tidak realistis,” ujar Rizal di kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Jakarta, Selasa (31/5/2016).

Target pembangunan proyek listrik 35 ribu MW kurang realistis. Penilaian tersebut bukan tanpa alasan sehingga Rizal memperkirakan realisasi hanya 17 ribu MW hingga 18 ribu MW dalam kurun waktu 5 tahun. Bahkan proyeksi tersebut lebih besar dari pencapaian pembangkit listrik di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama 10 tahun yang hanya mencapai 10.200 MW.

“Kalau bisa bangun 17 ribu MW hingga 18 ribu MW selama 5 tahun itu sudah prestasi yang luar biasa. Dalam 10 tahun era pemerintahan SBY terbangun pembangkit listrik 10.200 Mw,” terang Rizal.

Target listrik 17 ribu MW hingga 18 ribu MW, kata Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu baru realistis mengingat banyak kendala untuk mencapai program ambisius Presiden Jokowi tersebut. Rizal menyebut, kendala masalah teknis, finansial, audit, tarif listrik, pengadaan lahan, dan persoalan rumit lainnya.

“Presiden Jokowi akhirnya percaya, dan menganggap 17 ribu MW hingga 18 ribu MW masuk akal setelah diskusi dan mengecek kiri kanan. Sehingga diputuskan pembangunan listrik 35 ribu Mw diupayakan seoptimal mungkin,” papar Rizal.

Dia mengaku, target proyek listrik yang masuk akal diharapkan dapat menghindari PT PLN (Persero) dari kebangkrutan. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut pernah diambang kolaps 15 tahun lalu karena utang membengkak.

“Kalau PLN bangkrut atau default (gagal bayar utang), dampaknya ke mana-mana, termasuk negara. Jadi jangan modal nafsu saja bangun 35 ribu MW mengingat PLN harus membayar US$ 10,7 miliar setiap tahun. Presiden Jokowi sudah paham ini, dan saya pun pasang badan supaya PLN tidak bangkrut. Jadi jangan menawarkan mimpi, yang nanti cuma menyalahkan PLN,” harap Rizal.