Liputan6.com, Moscow Rosatom, BUMN Rusia di bidang nuklir siap mendukung Indonesia secara total terkait pembangunan pembangkit listrik berbasis nuklir. Hingga kini Indonesia masih pro dan kontra untuk membangun energi pembangkit nuklir meski bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik di tanah air.
"Penggunaan nuklir adalah jawaban terhadap kebutuhan energi masa depan. Namun, bagi negara ini, semua tergantung kepada Pemerintah Indonesia. Kami siap memberikan total solusi termasuk pendanaan bila negara ini merencanakan menggunakan nuklir bagi pemenuhan kebutuhan listriknya," ujar President Rosatom Overseas Inc. JSC E.M. Pakermanov di sela-sela Forum Internasional VIII ATOMEXPO 2016 di Exhibition Center Gostiny Dvor di di Moskow, Rusia, Selasa (31/5/2016).
Menurut Pakermanov, kebutuhan listrik di Indonesia akan terus meningkat, seiring kenaikan populasi yang dimiliki negara ini. Ini juga mengacu pada tuntutan pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga
"Untuk mendukung ekonomi yang tumbuh itu dibutuhkan juga energi yang bersih sebagai tuntutan global. Dan PLTN adalah jawaban dari kebutuhan energi yang ramah lingkungan itu dan tuntutan masa depan," tutur dia.
Rosatom, dia melanjutkan, siap mendiskusikan pola kerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk memenuhi kebutuhan listriknya. Skema kerja sama itu termasuk rekayasa desain hingga pendanaan.
"Kami tidak memungkiri adanya persaingan dari pola pemenuhan kebutuhan energi satu negara. Yang jelas, Rosatom bisa memberikan harga yang kompetitif untuk pemenuhan kebutuhan tersebut," tegas dia.
Ketua Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HMNI) Arnold Soetrisnanto sebelumnya menjelaskan, Indonesia sejak 1956 melakukan berbagai studi persiapan ketenaganukliran termasuk pengoperasian tiga reaktor riset.
Pemerintah juga tengah menyiapkan dokumen legal seperti Undang-undang nomor 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, Peraturan Pemerintah tentang Perencanaan Energi Nasional, rancangan buku putih tentang Pengembangan Energi Indonesia. "Menurut dokumen yang terakhir, PLTN dengan total kapasitas 5.000 MWe dapat dioperasikan pada 2025," jelas dia.
Dia menilai PLTN menjadi salah satu alternatif Indonesia untuk menambah pasokan listrik nasional. Berdasarkan data periode 2010-2014, konsumsi listrik Indonesia meningkat rata-rata 7 persen per tahun.