Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian yang tercermin dalam uang beredar dalam arti luas yaitu uang kartal dan surat utang, tumbuh 7,1 persen (yoy) pada April 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,4 persen (yoy).
Dikutip Liputan6.com dari laporan Bank Indonesia, Selasa (31/5/2016), berdasarkan komponennya, perlambatan tersebut bersumber dari komponen Uang Kuasi yang terdiri dari simpanan berjangka dan tabungan, baik rupiah maupun valas, serta giro valas yang tumbuh 5,3 persen (yoy), atau melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,3 persen (yoy).
Baca Juga
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, perlambatan pertumbuhan uang beredar dalam artian luas dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan kredit perbankan.
Posisi kredit yang disalurkan perbankan pada akhir April 2016 tercatat sebesar Rp 4.036,3 triliun atau tumbuh 7,7 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,4 persen (yoy). Perlambatan pertumbuhan kredit tersebut terutama terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK).
Bank Indonesia mencatat, suku bunga kredit dan suku bunga simpanan mengalami penurunan sejalan dengan pelonggaran kebijakan moneter.
Pada April 2016, rata-rata suku bunga kredit tercatat sebesar 12,60 persen, turun 10 basis poin dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 12,70 persen.
Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka untuk tenor 1, 3, 6, 12 dan 24 bulan masing–masing tercatat sebesar 6,95 persen, 7,27 persen, 8,13 persen, 8,02 persen, dan 9,03 persen, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,06 persen, 7,75 persen, 8,31 persen, 8,19 persen, dan 9,12 persen.