Sukses

Jual Premium di 2015, Pertamina Masih Rugi Rp 76 Miliar

kerugian Pertamina dari penjualan Premium semakin mengecil.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan masih menderita kerugian sebesar US$ 5,9 juta atau sekitar Rp 76,7 miliar (kurs Rp 13 ribu per dolar) dari bisnis penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium sepanjang 2015. Penjualan bahan bakar RON 88 secara keseluruhan ini mencapai 27,96 juta Kiloliter (KL) atau turun 2 juta KL dari periode tahun sebelumnya 29,61 juta KL.

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mengungkapkan, kerugian Pertamina dari penjualan Premium semakin mengecil. Pada tahun lalu, kerugian yang tercatat dari menjual Premium untuk penugasan sebesar US$ 5,9 juta. Sedangkan penjualan Solar mengalami untung US$ 4,5 juta.

“Kita masih rugi US$ 5,9 juta dari penjualan Premium penugasan. Tapi angka itu sudah turun dari kerugian yang cukup besar sampai Rp 12 triliun sebelumnya,” ujar Dwi saat ditemui di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (31/5/2016).

Menurut Dwi, kerugian tersebut tidak masalah untuk perseroan. Alasannya, demi kepentingan rakyat memperoleh harga BBM yang lebih murah. “Masih ada sedikit kerugian di penjualan Premium memang, tapi tidak apa, tidak masalah kan buat kepentingan masyarakat. Harga Premium kan ditentukan pemerintah,” jelas Mantan Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk itu.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan, konsumsi Premium sepanjang tahun lalu baik PSO maupun non PSO mencapai 27,96 juta KL dibanding realisasi 2014 yang sebanyak 29,61 juta KL.

“Jadi konsumsi Premium di 2015 turun 2 juta KL. Penurunan tersebut karena masyarakat mulai beralih mengonsumsi BBM Pertamax yang penjualannya naik menjadi 2,51 juta KL. Pertalite konsumsinya mencapai 373 ribu KL sejak Juli sampai akhir tahun lalu,” terang Bambang.