Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) tengah menunggu instruksi pemerintah mengakuisisi PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk untuk memuluskan rencana pembentukan holding BUMN di sektor energi. Sambil berjalan, kedua perusahaan tersebut menjalin sinergi pemanfaatan aset bersama dan investasi dengan nilai US$ 1,6 miliar.
“Kita masih menunggu proses holding BUMN Energi yang masih berjalan. Tapi sembari menunggu, kami akan berkoordinasi dalam sinergi operasional, yakni pemanfaatan aset bersama dan investasi. Kalau holding BUMN Energi berhasil, aset kita akan naik dan bisa mengerek pendanaan lebih bagus ,” ujar Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto di kantornya, Jakarta, Selasa (31/5/2016).
Sementara itu, Direktur Keuangan Pertamina Arif Budiman menambahkan, holding bukanlah sebuah aksi korporasi karena rencana holding BUMN Energi merupakan mandat dari pemegang saham. Hanya saja sebelum merealisasikan ide besar itu, Pertamina dan PGN telah mempunyai tim gabungan holding secara operasional.
Baca Juga
Baca Juga
“Banyak investasi yang bisa disinergikan. Kalau tidak salah investasi modalnya saja dalam 2 tahun ke depan sampai US$ 1,6 miliar. Potensi overlap antara PGN dan Pertagas. Jadi terlepas holding terbentuk atau tidak, kita sudah bertemu dengan PGN. Kita pun tidak tahu mau ada holding BUMN Energi,” jelasnya.
Advertisement
Direktur Gas, Energi Baru dan Terbarukan Yenny Andayani mengatakan, proses holding BUMN terus berjalan. Pertemuan antara Pertamina dan PGN, sambungnya menyepakati pembentukan joint commitee untuk area-area kerja yang bisa disinergikan bersama.
“Jadi diharapkan bisa mengurangi tumpang tindih. Area-area kerja yang bisa dimaksimumkan infrastrukturnya dan sudah ada, kita sinergikan. Tujuannya supaya harga gas lebih kompetitif dan penggunaan gas di kalangan masyarakat lebih agresif. Kerjasama Pertamina dan PGN sudah berlangsung sejak Januari 2016,” ucap Yenny.