Sukses

Turis Malaysia Bikin Bandara Husein Sastranegara Cetak Rekor

Turis Malaysia berkunjung ke Bandung untuk membeli produk asal Bandung, terutama kebutuhan pernikahan.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia melalui pintu masuk Bandara Husein Sastranegara, Bandung, melonjak tajam. Paling banyak turis Malaysia yang melancong ke Bandung untuk memborong produk Indonesia, termasuk kebutuhan pernikahan.

Kepala BPS Suryamin mengungkapkan, dari 901,1 ribu kunjungan wisman pada April 2016, sebanyak 30,81 ribu kunjungan tercatat melalui pintu masuk Bandara Husein Sastranegara.

Jumlah ini melonjak 94,63 persen dibanding periode Maret ini sebanyak 15,83 ribu kunjungan.  Adapun dibanding April tahun lalu yang sebesar 16,88 ribu kunjungan, realisasi kunjungan turis di bulan keempat 2016 naik 82,46 persen.

"Jumlah kunjungan turis lewat Bandara Husein Sastranegara adalah yang terbesar sepanjang sejarah karena dalam sebulan naik 94,63 persen," kata Suryamin di kantornya, Jakarta, Rabu (1/6/2016).

Ia menuturkan, realisasi tersebut mengalahkan jumlah kunjungan wisman melalui Bandara Kualanamu yang hanya 13,82 ribu kunjungan dan Bandara Juanda 18,19 ribu kunjungan pada periode yang sama tahun ini.

Suryamin menuturkan, jumlah kunjungan turis ke Indonesia melalui Bandara‎ Husein Sastranegara mulai menunjukkan peningkatan setelah dikembangkan dengan perluasan bandara dan memperpanjang landasan pacu (runway).

"‎Wisman yang berkunjung ke Bandung melalui Bandara Husein Sastranegara banyak dari Malaysia, Singapura, mungkin Thailand juga. Kan di Bandung juga ada pasar baru," ucap dia.

Turis Malaysia, Singapura, dan Thailand yang bertandang ke Kota Paris Van Java ini, kata Suryamin, biasanya untuk membeli produk-produk lokal made in Bandung. ‎Lantaran pemerintah Indonesia kini makin agresif mempromosikan wisata daerah, termasuk Bandung ke mancanegara.

"Di Malaysia juga sedang musim pernikahan, makanya warganya datang ke Bandung membeli peralatan atau perlengkapan pernikahan di sana. Sampai desain undangan pernikahan pun dipesan dan dibeli di Bandung," ujar dia.

Suryamin menyebut, ini adalah potensi Indonesia untuk meraup devisa dari turis Negara tetangga. Namun tentunya harus diikuti peningkatan pelayanan dan infrastruktur pendukung oleh pemerintah daerah (pemda).

"Pemda harus mengantisipasi jumlah kunjungan yang membludak ke Bandung. Karena wisatawan Nusantara yang ke Bandung setiap minggunya saja sangat banyak," ujar dia. (Fik/Ahm)