Liputan6.com, Jakarta - Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2016 tercatat sebesar US$ 103,6 miliar. Angka ini lebih rendah daripada posisi akhir April sebesar US$107,7 miliar.
Direktur Eksekutif Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengatakan, meskipun turun, jumlah cadangan devisa tersebut masih cukup untuk membiayai 7,9 bulan impor atau 7,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Baca Juga
"Serta lebih tinggi daripada standar kecukupan cadangan devisa yang berlaku secara internasional sekitar 3 bulan impor," jelas dia dalam keterangan resminya, Selasa (7/6/2016).
Advertisement
Bank Indonesia menilai jumlah cadangan devisa tersebut tetap mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Baca Juga
Penurunan cadangan devisa pada Mei 2016 tersebut terutama dipengaruhi penyediaan valas untuk kebutuhan pembayaran kewajiban valas penduduk sesuai pola musiman, yang mengakibatkan penempatan valas perbankan di Bank Indonesia menjadi lebih rendah.
Selain itu, penurunan cadangan devisa juga dipengaruhi penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya.
BI memperkirakan penurunan cadangan devisa yang terjadi pada bulan Mei 2016 tersebut bersifat temporer. Hal ini didukung kondisi pasar keuangan global yang saat ini sudah kembali kondusif sebagaimana tercermin pada kembali meningkatnya ketersediaan valas di pasar valas domestik.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus menjaga kecukupan cadangan devisa guna mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.