Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia memutuskan memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi‎ dunia menjadi 2,4 persen pada 2016 dari sebelumnya 2,9 persen. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai keputusan itu hal yang wajar.
Darmin mengungkapkan perlambatan ekonomi dunia itu ditandai dengan data-data dari negara maju yang tidak seperti yang diharapkan. Di Amerika Serikat (AS), data jumlah penganggurannya tidak terlalu bagus.
‎"Kita mau tidak mau ada terkena dampaknya, tapi justru apa yang kita lakukan sebenarnya adalah mencari celah, mencari kans di dalam situasi seperti itu," kata Darmin di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (8/6/2016).
Darmin menuturkan modal utama sudah didapat Indonesia dari tahun lalu dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik setiap kuartalnya. Hingga kuartal I, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,9 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pun diperkirakan lebih baik pada 2016.Â
Baca Juga
Darmin mengakui, peningkatan investasi di sektor industri‎ dinilai tidak mudah. Di tengah tingkat konsumsi dunia yang melemah, para investor lebih memilih untuk wait and see. Berbeda dengan investasi di sektor infrastruktur.
‎"Beda dengan investasi pembangkit listrik, jelas dijualnya di sini, atau jalan tol, jelas pemakainya di sini. Dan itu jangka panjang," ujar Darmin.
Fokus pembangunan di sektor infrastruktur itu Darmin menuturkan sebagai sal‎ah satu modal Indonesia secara jangka panjang dalam melawan arus pelemahan ekonomi dunia.
‎"Jadi, Indonesia itu sudah menyiapkan langkah-langkah yang bagaimana untuk menjawab bagaimana kita agar tidak terseret. Tidak berarti tidak terpengaruh, pasti ada pengaruhnya," ujar mantan Gubernur Bank Indonesia itu.
Pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1 persen pada 2016. Angka itu lebih rendah dbandingkan perkiraan sebelumnya yang mencapai 5,3 persen. (Yas/Ahm)