Liputan6.com, Jakarta - PTÂ Pertamina (Persero)Â kembali membuka layanan operasi Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Teluk Kabung, Padang, Sumatera Barat setelah fasilitas objek vital nasional (Obvitnas) tersebut sempat jadi sasaran aksi preman.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menceritakan, terminal BBM (TBBM) Teluk Kabung sempat tidak beroperasi setelah terjadi tindak premanisme di areal filling point yang merupakan ring satu TBBM Teluk Kabung. Bermula dari kontrol yang dilakukan oleh Operation Head (OH) TBBM Teluk Kabung pada 13.00 WIB ke lapangan dan menemui orang yang tidak dikenal dan tanpa identitas.
OH menegur dan menanyakan identitas dari orang tidak dikenal tersebut, namun yang bersangkutan tidak dapat menunjukkan identitasnya sehingga OH memintanya untuk keluar dari area Obvitnas, namun mendapatkan perlawanan sebelum berhasil diamankan oleh petugas keamanan.
"Akan tetapi, sekitar pukul 13.15 WIB, sekumpulan preman datang menyerbu filling shed dan menyerang OH dan terjadi tindak penganiayaan," kata Wianda, di Jakarta, Rabu (8/6/2016).
Baca Juga
‎Wianda melanjutkan, pengoperasian TBBM Teluk Kabung kembali dimulai sekitar pukul 11.00 WIB pada Rabu pekan ini. Layanan kepada masyarakat umum menjadi pertimbangan dan perhatian utama dari keputusan pengoperasian kembali TBBM Teluk Kabung.
Namun, kata Wianda, Pertamina secara tegas meminta jaminan pengamanan untuk objek vital nasional kepada aparat terkait dari tindak premanisme agar tidak terulang. Selain itu, aparat hukum juga diminta tegas menindak para pelaku kerusuhan dan premanisme di filling point TBBM Teluk Kabung.
"Kami sudah koordinasikan sebelumnya dengan pemerintah daerah dan juga kepolisian dan layanan kepada masyarakat sangat penting. Namun, kami juga mengingatkan bahwa TBBM Teluk Kabung adalah Obvitnas yang dilindungi oleh negara sehingga aksi rusuh dan premanisme yang terjadi Selasa 7 Juni 2016 tidak sepatutnya terjadi. Untuk itu kami minta jaminan agar aksi premanisme itu tidak terulang kembali dan para pelakunya ditindak tegas," tutur Wianda. (Pew/Ahm)