Sukses

Sentimen The Fed Dorong Penguatan Rupiah

Rupiah di buka di angka 13.225 per dolar AS, menguat jika dibanding dengan penutupan perdagangan sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat pada perdagangan Kamis pekan ini. Sentimen kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed menjadi sentimen utama penguatan rupiah.

Mengutip Bloomberg, Kamis (9/6/2016), rupiah di buka di angka 13.225 per dolar AS, menguat jika dibanding dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.269 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari, rupiah bergerak di kisaran 13.216 per dolar AS hingga 13.273 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah telah menguat 3,99 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.231 per dolar AS. Patokan tersebut menguat jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.241 per dolar AS.

Dolar AS memang melanjutkan pelemahan pada hari ini. Kemarin, dolar AS juga tertekan terhadap beberapa mata uang utama dunia lainnya. Pelemahan dolar AS ini terjadi karena pelaku pasar melihat bahwa kemungkinan besar Bank Sentral AS belum akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat ini atau pada pertemuan yang berlangsung pada pekan delan.

Komentar dari Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen membuat para pelaku pasar sedikit pesimistis bahwa kebijakan pengetatan moneter akan dilakukan dalam waktu dekat ini.

Dolar AS melemah terhadap mata uang real Brazil, peso Meksiko dan juga rand Afrika Selatan. Selain itu dolar AS juga melemah terhadap won Korea Selatan, Frank Swiss dan yen Jepang.

"Ada kemungkinan dolar AS akan terus melemah pada beberapa pekan ke depan. Dolar AS akan membentuk ekuilibrium baru," jelas analis mata uang Barclays Plc, New York, AS, Andres Jaime.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, data tenaga kerja AS yang kembali buruk menekan dolar AS. Berbagai data ekonomi AS yang diumumkan beberapa hari terakhir secara umum masih belum baik sehingga mempertahankan tekanan pelemahan terhadap dollar AS.

"Di sisi lain baiknya data Jepang dan Zona Euro menyebabkan yen dan euro mendapatkan dorongan penguatan," jelas dia. Hal tersebut juga menjadi dorongan bagi rupiah untuk terus menguat.

Video Terkini