Liputan6.com, Jakarta - Indonesia diperkirakan mampu mewujudkan swasembada Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 2023. Swasembada tersebut mampu terwujud dengan adanya peningkatan kapasitas dan pembangunan fasilitas pengolahan minyak mentah (kilang) oleh PT Pertamina (Persero).
Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan, pada 2023 total produksi BBM dari kilang Pertamina mencapai ‎2 juta barel per hari (bph). Jika mengacu kepada pertumbuhan perekonomian, jumlah produksi tersebut akan mencukupi kebutuhan BBM nasional sehingga tidak perlu lagi impor. Bahkan jika konsumsi lebih rendah dari produksi kilang, Indonesia bisa menjadi eksportir BBM di Asia Tenggara.
"Tahun 2023 menjadi era mandiri BBM bagi Indonesia. Dengan kajian perkembangan ekonomi Indonesia, kita tidak perlu impor BBM, dan bila kapasitas berlebih Indonesia melakukan ekspor di ASEAN,"‎ kata Hardadi, di Kilang Balikpapan, Kamis (9/6/2016). Saat ini, total  kapasitas kilang di Indonesia baru mencapai 1 juta bph.Â
Baca Juga
Hardadi menyebutkan, tambahan produksi BBM berasal dari proyek peningkatan kapasitas (refinery development master plan/RDMP) Kilang Balikpapan tahap pertama dari kapasitas sebelumnya 260 ribu bph menjadi 360 ribu bph.
Dengan tambahan RDMP Balikpapan, maka kapasitas total kilang Pertamina pada akhir 2019 akan bertambah dari saat ini sebesar satu juta barel menjadi 1,1 juta barel per hari.
Berikutnya adalah proyek RDPM Balikpapan tahap kedua akan dimulai 2020 diperkirakan selesai sekitar 2023.
Pada pertengahan 2018, Pertamina akan menyelesaikan proyek langit biru di Kilang Cilacap, Jateng (Proyek Langit Biru Cilacap/PLBC) mengubah produk Premium menjadi Pertamax sebesar 91 ribu bph.
Pada akhir 2021, produksi BBM Indonesia bertambah dari kilang Tuban dengan kapasitas 300 ribu bph, sehingga menambah kapasitas kilang Pertamina menjadi 1,4 juta bph.
Pada 2022, RDMP Kilang Cilacap akan beroperasi dengan tambahan kapasitas 20 ribu dari sebelumnya 350 ribu menjadi 370 ribu bph. Sehingga total kapasitas menjadi 1,42 juta bph.
Pada 2023, RDMP Kilang Dumai, Riau dan Balongan, Jawa Barat dengan total tambahan 280 ribu bph dan kilang baru di Bontang, sedangkan Kalimantan timur sebesar 300 ribu bph.
Advertisement