Liputan6.com, Jakarta - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menyatakan rencana pemerintah untuk memotong subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar merupakan salah satu upaya penghematan anggaran pemerintah.
Ketua KEIN Soetrisno Bachir mengatakan, di tengah kondisi seperti saat ini, memang sudah seharusnya pemerintah untuk melakukan penghematan anggaran. Penghematan ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan memotong subsidi BBM.
"Situasi kan tidak kondusif sekarang ini, maka semua harus mencari solusi. Diantaranya memotong anggaran. Kalau itu tidak cukup ya memotong subsidi. Itu termasuk bagaimana memotong, yang mana masih bisa dipotong," ujar dia usai menghadiri Buka Puasa Bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) di HotelGrand Sahid Jaya, Kamis (9/6/2016) malam.
Baca Juga
Meski demikian, menurut Soetrisno rencana pemerintah untuk memotong subsidi tersebut pasti telah diperhitungkan dengan matang. Dia ju‎ga yakin pemotongan subsidi tersebut tidak akan memberikan dampak yang begitu besar bagi masyarakat.
"Ini kan situasi sekarang kita harus survive dan mencari peluang-peluang. Makanya orang harus menerima keadaan ini supaya tidak gagal. Jadi kalau ada pengurangan subsidi tentu sudah dengan perhitungan yang cukup dan masyarakat masih bisa menerima," tandas dia.
Seperti diketahui, pemerintah berencana melakukan pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar sebesar Rp 650 per liter.‎ Rencana tersebut tertuang dalam usulan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2016. Dengan adanya pemotongan tersebut, maka subsidi solar menjadi Rp 350 per liter dari sebelumnya Rp 1.000 per liter.
Sebelumnya pada 6 Juni 2016, Direktur Jenderal ‎(Dirjen) Anggaran Kemenkeu, Askolani mengungkapkan bahwa pemerintah berencana untuk memotong subsidi Solar sebesar Rp 650 per liter.
Dalam APBN 2016, pemerintah mematok subsidi BBM jenis Solar sebesar Rp 1.000 per liter. Untuk revisi APBN 2016,, Kemenkeu berencana memotong subsidi Solar sebesar Rp 650 per liter. "Iya dikurangi subsidi Solar Rp 1.000 menjadi Rp 350 ‎per liter. Itu mulai Juni atau Juli ini," kata Askolani.
Rencana pencabutan subsidi untuk solar tersebut berasal dari wacana berbagai pakar energi. Untuk menyikapi momen penurunan harga minyak dunia, perlu dilakukan pengurangan subsidi lantaran harganya akan lebih murah.