Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan mendapat tambahan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebanyak 100 ribu barel barel per hari (bph) pada 2019. Tambahan itu seiring proyek peningkatan kapasitas (refinery development master plan/RDMP) Kilang Balikpapan tahap pertama.
Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan, dengan adanya Program RDMP kilang Balikpapan tahap pertama, meningkatkan produksi BBM dari kapasitas sebelumnya 260 ribu bph menjadi 360 ribu bph.
"Tahap pertama itu diselesaikan Insya Allah akhir 2019 itu bisa dioperasikan,‎" kata Hardadi, di Jakarta, Jumat (10/6/2016).
‎Hardadi melanjutkan, Program RDMP kilang Balikpapan tahap pertama‎ diperkirakan memakan dana ‎US$ 2,6 miliar. Untuk tahap awal, pasokan minyak mentah (crude) RDMP Balikpapan akan berasal dari jenis Expo (Rusia) sebesar 60 persen dan Azeri (Azerbaizan) 40 persen.
Baca Juga
‎"Namun belum bisa mengolah crude yang sour, yang kadar sulfurnya tinggi. Dan itu kami memakai crude yang sekarang itu ketersediaannya melimpah," ujar Hardadi.
Awalnya proyek RDMP Kilang Balikpapan digarap bersama JX Nipon namun pada pertengahan perjalanan ada ketidak cocokan, akhirnya Pertamina menggarap sendiri Program RDMP kilang Balikpapan.
Setelah memutuskan menggarap Program RDMP kilang Balikpapan sendiri. Pertamina membagi menjadi dua tahap, untuk tahap kedua rencananya akan dilakukan pada 2020 dan selesai sekitar 2023 dengan nilai investasi US$ 2,2 miliar.
"Dengan Japan Nipon, karena suatu hal Kerja sama itu tidak bisa diselesaikan, dan dari BOD Pertamina memutuskan bahwa kita harus jalan dengan our own capacity," tutur Hardadi. (Pew/Ahm)