Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) siap mendukung kebijakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli untuk menggeser jalur pelayaran dunia dari Selat Malaka ke Selat Lombok.
Salah satunya dengan meningkatkan pengawasan dalam rangka menekan tingkat penyelundupan yang masuk melalui pintu-pintu pelabuhan laut.
“Kalau rute perdagangan dunia dipindah dari Selat Malaka ke Selat Lombok, persiapan Bea Cukai sama saja. Kita harus mendukung kebijakan itu dengan melakukan pengawasan di manapun,” kata Direktur Bea Cukai Kemenkeu, Heru Pambudi saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Kamis (16/6/2016).
Baca Juga
Baca Juga
Ditjen Bea Cukai Kemenkeu akan mengerahkan sejumlah kapal patroli di titik-titik rawan penyelundupan. Pihaknya pun memiliki kantor terdekat sehingga lebih mudah melakukan penindakan apabila ada kejadian penyelundupan.
“Kita sih siap saja kalaupun diarahkan jalur perdagangan dunia ke Selat Lombok, karena itu kan tujuannya untuk memecah alur logistik dan mendekatkan distribusi barang ke pusat-pusat industri,” dia menuturkan.
Diakatakan Heru, Ditjen Bea Cukai berulang kali berhasil menggagalkan penyelundupan produk ekspor maupun impor dari dan menuju Indonesia di Selat Malaka. Paling banyak barang selundupan yang masuk ke Negara ini adalah pakaian bekas, dan hasil laut Indonesia yang akan diekspor secara ilegal ke negara lain.
“Penyelundupan di Selat Malaka banyak terjadi, khususnya untuk suplai di pesisir Timur Sumatera. Kita sudah cegah, di mana terakhir kali kita gagalkan penyelundupan impor pakaian bekas, juga penyelundupan ekspor ilegal lobster di Batam. Bahkan kapal patroli kita sempat dilempar bom molotov,” terang Heru.
Bea Cukai, telah meningkatkan pengawasan melalui dua operasi besar. Pertama Operasi Gerhana yang sudah masuk pada seri ke-3. Target penyelundupan di Selat Malaka. Kedua, Operasi Batik dengan melakukan pengawasan kegiatan penyelundupan melalui pelabuhan laut maupun udara.
“Kita gelar Operasi Batik untuk melindungi industri dalam negeri. Operasi ini telah dilakukan 1,5 bulan, dan hasilnya sudah bisa terlihat luar biasa banyak sekali tangkapan. Pengawasan lain kegiatan selundupan rokok ilegal dan minuman alkohol ilegal,” jelas Heru.
Advertisement