Liputan6.com, Tangerang - Atasi kemungkinan adanya blank spot area di Terminal 3 Ultimate yang tidak terpantau kasat mata oleh menara ATC, pengelola Bandara Soekarno Hatta (Soetta) PT Angkasa Pura II siapkan mobile tower atau menara portabel yang dipinjam dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Mobile tower setinggi 8 meter itu terparkir di apron Terminal 3 Ultimate yang belum dioperasikan.
Secara fungsi, mobile tower tersebut menghubungkan komunikasi ke menara pemantau atau ATC, sehingga lalu lintas pesawat yang semula dinilai Kemenhub mengalami blank spot di daerah apron tersebut, bisa teratasi.
"Mobile tower ini sebagai bentuk quick respons yang diminta Kemenhub, di mana mereka menemukan adanya area blank spot dari menara ATC," kata Dodi Dewayanto Manager Program PT AP II pusat.
Baca Juga
Respons cepat ini sebenarnya adalah langkah kedua yang dilakukan AP II. Sebab sebelum ada temuan blank spot oleh Kemenhub, pihaknya telah memasang sejumlah kamera pengintai atau CCTV yang menghubungkan langsung ke menara ATC.
Pada area tersebut juga dipekerjakan sejumlah petugas AP II yang mengontrol pergerakan pesawat langsung dari apron, untuk kemudian dilaporkan ke menara ATC. Jadi sangat kecil kemungkinan area tersebut tidak terpantau menara ATC.
"Tapi Kemenhub menginginkan adanya keamanan dalam penerbangan, jadi sebelum terminal 3 Ultimate ini resmi beroperasi, kami datangkan dulu mobile tower," kata Dodi.
AP II akan membangun fixed tower atau permanen dalam tiga bulan ke depan yang letaknya di ujung terminal anyar seluar 24 hektar itu.
Seperti diketahui, Kemenhub menunda izin pengoperasian Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta lantaran dinilai belum siap. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab penundaan pengoperasian yang rencananya pada 23 Juni mendatang.
Antara lain, ditemukan posisi blank spot pada landasan pesawat. Lalu arus listrik yang disuplai ke terminal tersebut dinilai belum stabil, serta beberapa faktor pendukung lainnya.(Pramita T/Ahm)