Liputan6.com, Jakarta - Program Kelistrikan 35 ribu Mega Watt/MW akan meningkatkan konsumsi gas. Lantaran dalam program yang ditargetkan rampung dalam lima tahun tersebut mengandalkan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar gas.
Seperti yang dikutip dari bahan pemaparan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR, di Jakarta, Rabu (22/6/2016).
Terkait kebutuhan gas untuk program listrik 35 ribu MW, tiap wilayah Indonesia memiliki besaran kebutuhan gas yang berbeda-beda.
Baca Juga
Untuk Sumatera, PLN akan membangun 1.079 MW dengan kebutuhan 119 billion british thermal unit per day (BBTUD), Independent Power Producer atau perusahaan pembangkit listrik swasta (IPP) akan membangun 1.088 MW dengan kebutuhan 166 BBTUD.
Sedangkan di Jawa, PLN akan membangun 2504 MW dengan kebutuhan 119 BBTUD dan IPP akan membangun 4.250 MW dengan kebutuhan 305 BBTUD.
Di Kalimantan akan dibangun pembangkit listrik sebesar 1.091 MW dengan kebutuhan gas sebesar 86 BBTUD, yang dibagi untuk PLN sebesar 956 MW dengan kebutuhan 81 BBTUD dan IPP sebesar 135 MW dengan kebutuhan 5 BBTUD.
Selanjutnya, Pulau Sulawesi membutuhkan gas total sebesar 148 BBTUD yang terbagi untuk PLN membangun 1.770 MW dengan kebutuhan gas 139 BBTUD dan IPP membangun 60 MW dengan kebutuhan gas sebesar 9 BBTUD.
PLN akan membangun 450 MW dengan kebutuhan gas sebesar 9 BBTUD untuk Nusa Tenggara. Sementara di Maluku dan Papua, PLN akan membangun 430 MW dengan total kebutuhan gas sebesar 50 BBTUD.
Dengan begitu, total kebutuhan gas untuk program kelistrikan 35 ribu MW mencapai ‎1.002 BBTUD, meningkat dari kebutuhan gas untuk pembangkit tenaga listrik 2016 sebesar 429 billion cubic feet(BCF). (Pew/Ahm)