Sukses

Harga Emas Tertekan Jelang Pelaksanaan Referendum Inggris

Logam mulia sempat reli dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran Inggris akan meninggalkan Uni Eropa.

Liputan6.com, New York - Harga emas meluncur ke posisi terendah dalam dua pekan pada hari ini, menjelang digelarnya Referendum tentang kepastian keanggotaan Inggris di Uni Eropa yang disebut juga Britain Exit (Brexit).

Melansir laman Wall Street Journal, Kamis (23/6/2016) Harga emas untuk pengiriman Agustus turun 0,3 persen menjadi US$ 1.268,20 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Ini menjadi hari keempat berturut-turut terjadi penurunan harga.

Logam mulia telah reli dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran Inggris akan meninggalkan Uni Eropa. Namun, permintaan aset safe-haven ini menurun usai jajak pendapat memprediksi kemungkinan kuat negara itu akan tetap memilih tetap di blok tersebut.

"Emas terus menunggu informasi dan melihat apa hasil yang keluar besok. Jadi emas sekarang terfokus pada Brexit," kata Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures.

Keunggulan suara Inggris tetap di UE, juga dibayangi komentar dari Gubernur Federal Reserve Janet Yellen yang menunjukkan ketidakpastian kondisi ekonomi dalam pidatonya untuk Senat AS.

James Steel, analis logam mulia di HSBC Securities, mencatat bahwa komentar Janet seharusnya mendorong harga emas akibat adanya kekhawatiran tentang kondisi ekonomi dan harapan yang lebih rendah terhadap peningkatan suku bunga terjadi di Juli.

Harga emas telah dipengaruhi tanda-tanda jika The Fed  akan menaikkan suku bunganya tahun ini, karena logam tak memberikan imbal hasil apa-apa bagi investor dan harus berjuang untuk bersaing dengan aset hasil-bearing saat suku bunga naik.

"Di luar referendum dan reaksi emas untuk hasil, pasar emas harus kembali fokus," tulis Steel.